> >

Sejarah dan Asal-usul Perayaan April Mop: Tradisi Lelucon hingga Dilarang pada Tahun 2020

Gaya hidup | 1 April 2021, 06:00 WIB
Sejarah perayaan April Mop atau April Fools Day yang dilarang di berbagai negara pada tahun 2020 lalu. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Tanggal 1 April setiap tahunnya, biasa diperingati perayaan yang diberi nama April Mop atau April Fools Day.

Pada tanggal ini, orang-rang di berbagai belahan dunia akan berlomba-lomba untuk melakukan tipuan dan lelucon.

Bukan hanya lelucon yang biasa, melainkan lelucon yang paling heboh dan bisa menggemparkan.

Meski diperingati setiap tahunnya, sesungguhnya tidak ada catatan sejarah pasti tentang peringatan April Mop atau April Fools Day ini.

Beberapa orang menganggap, bulan keempat di tahun Masehi ini spesial karena negara yang memiliki empat musim akan segera memasuki musim semi.

Dilansir dari Time.com, salah satu kemungkinan asal usul peringatan April Mop yang paling logis adalah tradisi untuk merayakan sebuah festival Yunani-Romawi.

Festival itu dikenal dengan nama Hilaria yang dirayakan tiap tanggal 25 Maret. Hilaria merupakan perayaan untuk menghormati Cybele, seorang Bunda Dewa Yunani kuno.

Perayaan itu dilakukan dengan parade, topeng dan lelucon untuk memperingati hari pertama setelah equinox vernal.

"Secara tradisional, vernal equinox dianggap sebagai awal tahun dalam kalender Julian," ujar Simon J Bronner, seorang profesor Studi Amerika dan Cerita Rakyat di Penn State.

Selain itu ada asal usul yang bisa menjelaskan kenapa ada peringatan April Mop.

Pada abad ke-16, Julius Caesar mengubah kalender umat Kristiani dari kalender Julian ke kalender Gregorian. Perubahan itu memindahkan Tahun Baru hingga 1 Januari.

Atas dasar itulah beberapa sejarawan menemukan asal lain untuk tradisi April Mop, karena mereka yang masih menggunakan kalender Julian tertipu oleh tanggal yang baru.

Sementara itu, ada pula yang menganggap tradisi perayaan April Mop adalah masa yang menyenangkan.

Inilah yang membuat tradisi April Mop selalu dirayakan tiap tahunnya.

Menurut Bronner, kisah lain asal mula April Mop berakar pada buku Geoffrey Chaucher tahun 1392, The Canterbury Tales.

"Kontroversi ini adalah tentang apa yang sebenarnya ditulis Chaucer dan apakah ada tautan langsung ke Hari April Mop."

"Garis yang dimaksud adalah '32 Maret, 'yang dianggap sebagai lelucon, karena tidak ada 32 Maret."

"Tetapi beberapa abad kemudian kejadian itu yang diklaim, itu salah cetak," jelas Bronner.

Perayaan April Mop sendiri masih sangat kental terjadi di dunia bagian barat seperti Eropa dan Amerika Utara.

Bronner menambahkan, sangat menarik perayaan itu telah menjadi budaya mengingat asal-usulnya yang suram.

"Ketika saya berbicara dengan siswa di kelas cerita rakyat, saya memberi tahu mereka bahwa itu (April Mop) tampaknya menjadi bagian dari pola musim semi yang lebih umum yang menjadi waktu kegembiraan," katanya.

Untuk merayakan April Mop, platform mesin pencari terbesar di dunia Google biasanya memperkenalkan sesuatu yang baru. Entah fitur atau game tersembunyi yang bisa diakses penggunanya.

Beberapa tahun lalu misalnya, Google merilis game ular yang legendaris. Tapi, game tersebut disembunyikan di Google Maps dan bisa dimainkan penggunanya selama sepekan.

Google juga pernah membuat game "Space Invaders" di dalam Google Calendar. Ada pula yang cukup unik adalah Google Tulip, di mana pengguna bisa meminta speaker Google Home untuk berbicara dengan bunga tulip.

Memanfaatkan kecerdasan buatan, Google Tulip akan "menerjemahkan" bahasa tulip sehingga manusia bisa mengerti, kapan si bunga butuh air dan butuh ruangan lebih luas.

Tahun lalu, Google memutuskan tidak merayakan April Mop karena dunia tengah menghadapi masalah pandemi virus corona.

Kebijakan ini untuk meminimalisir beragam informasi hoaks terkait Covid-19 yang beredar di berbagai platform yang membuat banyak orang menjadi khawatir.

Tak hanya Google, melansir dari The Sydney Morning Herald pada 2020 lalu, ada beberapa negara yang membatasi bahkan melarang perayaan April Mop yang berkaitan dengan Covid-19.

Bahkan, negara-negara tersebut akan menindak tegas bagi masyarakat yang menjadikan Covid-19 sebagai lelucon di perayaan April Mop.

Salah satu negara yang akan memberikan hukuman bagi yang nekat membuat lelucon terkait Covid-19 adalah Thailand. Thailand disebut akan memberikan hukuman hingga lima tahun penjara bagi yang melanggar.

Taiwan pun tak ketinggalan. Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan akan memberikan hukuman tiga tahun penjara atau denda hingga 160 tibu dollar AS atau sekitar Rp 2,3 miliar.

Negara lain seperti Jerman dan India juga melarang masyarakat membuat lelucon April Mop yang berkaitan dengan Covid-19.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU