Epidemiolog UGM: Larangan Mudik Tak Jamin Kasus Covid-19 Berkurang
Update corona | 23 April 2021, 13:57 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 diperpanjang. Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad pun angkat bicara soal kebijakan larangan mudik.
Menurut Riris, peningkatan kasus Covid-19 akan tetap terjadi sekalipun diberlakukan larangan mudik. Sebab, peluang penyebaran virus corona menjadi sangat besar ketika tidak ada pembatasan atau larangan mobilitas dalam populasi.
“Jadi mau mudik atau tidak mudik pasti akan terjadi peningkatan kasus karena sudah ada transmisi, banyak peningkatan kasus,” ujarnya, Jumat (23/4/2021).
Ia berharap kebijakan larangan mudik Lebaran bisa dibarengi dengan pembatasan mobilitas masyarakat. Alasannya, mobilitas masyarakat justru cenderung tinggi saat Lebaran.
Baca Juga: Panduan Pengisian e-HAC, Upaya Memperketat Perjalanan Selama Pelarangan Mudik
Banyak orang memanfaatkan momentum Lebaran sebagai ajang silaturahmi. Selain itu, mereka juga berwisata dan beraktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
“Bukan berarti larangan mudik tidak berefek, tetapi kalau tidak diikuti pembatasan mobilitas, peningkatan kasus Covid-19 adalah sebuah keniscayaan,” ucapnya.
Ia meminta pemerintah untuk tegas dan konsisten dalam menegakkan peraturan. Masyarakat pun diminta untuk sadar mengurangi mobilitas agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas.
Ia menilai pemerintah perlu melakukan adaptasi kebiasaan baru dalam menghadapi Covid-19 dengan memberlakukan pengetatan dan pelonggaran mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bergantian sesuai dengan situasi yang ada.
Ia menganalogikan adaptasi itu seperti mengendari kendaraan. Saat jalanan padat, maka perlu menginjak rem untuk mengurangi kecepatan, demikian pula sebaliknya.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV