> >

5 Fakta UAS Galang Donasi Kapal Selam, dari Ide Pengurus Masjid sampai Kontrak Pembelian Pemerintah

Sosial | 27 April 2021, 17:07 WIB
kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di Laut Bali, Rabu (21/4/2021). Ustaz Abdul Somad mengajak masyarakat mengumpulkan uang membeli kapal selam penggantinya. (Sumber: KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

“Lalu awal mula ide membuat patungan membeli kapal selam awalnya dari Himpunan anak Masjid Jogokariyan. Itu bawa kotak dana keliling minta sumbangan buat patungan beli kapal selam. Itu terkumpul Rp 6,5 juta, sudah disetorkan ke TNI AL juga,” tutur Abah Fanni, Selasa (27/4/2021).

3. Sudah Mengumpulkan 300 Juta

Belakangan, Ustaz Abdul Somad mengunggah ulang kampanye patungan membeli kapal selam yang disambut baik oleh pihak Masjid Jogokariyan.

“UAS sudah seperti saudara bagi Masjid Jogokariyan, beliau sering ceramah di sini. Alhamdulillah, jika memang viral. Open Donasi ini akan kita kaji setiap sebulan sekali,” ujar Abah Fanni.

Kini, pengurus Masjid Jogokariyan sudah mengumpulkan dana ratusan juta dalam sehari.

“Nah akhirnya kita secara resmi buka donasi ini, yang dimulai sejak Senin (26/4/2021) malam. Pagi ini jam 07.00 pagi terkumpul Rp 300 juta,” ungkap Abah Fanni.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Kini Disematkan 'On Eternal Patrol', Ini Penjelasan Cara Kerja Patroli Kapal Selam

4. Tanggapan Pihak Menhan Prabowo

Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak memuji penggalangan dana untuk pembelian kapal selam ini.

“Tentu patut kita apresiasi semangat patriotisme yang ditebar oleh para tokoh agama tersebut dan negara sangat menghormati," kata Dahnil, Selasa (27/4/2021), dilansir dari Fotokita Grid.

Dahnil pun menyambut baik sikap dan upaya gotong royong ini. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak saling menjatuhkan.

“Saat ini kita sangat berduka terkait dengan gugurnya para prajurit-prajurit terbaik kita para crew KRI Nanggala-402, segala upaya ajakan untuk bersatu dan saling tolong menolong, berempati dan simpati patut terus disuarakan, sebagai anak bangsa kita harus saling menguatkan bukan saling menegasikan," ujarnya.

5. Rakyat Aceh Patungan Membeli Pesawat

Pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia, ada pula kisah masyarakat patungan menyumbang bagi pemerintah.

Mengutip Kompas.com, Presiden Soekarno berpidato di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) meminta rakyat menyumbang untuk republik pada 16 Juni 1948.

Baca Juga: Prabowo Bongkar Dilema Antara Modernisasi Alutsista dan Pembangunan Kesejahteraan

Dengan bantuan Tengku Muhammad Daud Beureueh, ajakan Soekarno itu berhasil mengumpulkan emas sebanyak 20 kilogram. 

Dengan uang itu, masyarakat Indonesia dapat membeli sebuah pesawat C-47 Dakota yang kemudian beroperasi sebagai alat transportasi bagi pejabat negara.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU