> >

1 Juli, Ini Sejarah Hari Bhayangkara

Peristiwa | 1 Juli 2021, 05:45 WIB
Pasukan Polisi Wanita Pengurai Massa (Polwan Raimas) lengkap mengenakan helm pelindung kepala dan senjata pelontar Gas Airmata mengamankan demonstrasi yang berlangsung di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Surabaya, Selasa (17/3/2015). (Sumber: Surya/Ahmad Zaimul Haq)

SOLO, KOMPAS.TV- Hari Ini, Rabu bertepatan dengan Hari Bhayangkara. Tanggal 1 Juli setiap tahunnya memang menjadi hari istimewa bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Lantas apa itu Hari Bhayangkara? Banyak yang mengira Hari Bhayangkara merupakan peringatan ulang tahun atau terbentuknya Polri.

Akan tetapi, bukan itu makna di balik hari ini. Hari Bhayangkara merupakan hari Kepolisian Nasional yang diambil dari momentum turunnya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1946.

Peraturan itu menyatukan kepolisian yang semula terpisah sebagai kepolisian daerah, menjadi satukesatuan nasional dan bertanggung jawab secara langsung pada pimpinan tertinggi negara, presiden.

Melansir dari website resmi Polri, nama Bhayangkara adalah istilah yang digunakan Patih Gadjah Mada dari Majapahit untuk menamai pasukan keamanan yang ditugaskan menjaga raja dan kerajaan kala itu.

Namun, keberadaan pasukan pengamanan mengalami  perubahan bentuk dan komando. Kala itu, Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda dan Jepang selama kurun waktu yang cukup panjang. Saat di bawah jajahan Belanda, pasukan keamanan diambil dari warga pribumi dan ditugaskan untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda.

Pasukan keamanan ini terbagi menjadi beberapa bentuk, misalnya Veld Politie (Polisi Lapangan), Stands Politia (Polisi Kota), Cultur Politie (Polisi Pertanian), dan Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja).

Akan tetapi, saat itu pribumi yang menjadi bagian dari anggota keamanan tidak bisa menempati posisi-posisi tinggi seperti hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie.

Mereka hanya diperkenankan menjadi  mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi. Koloni Belanda juga sempat membentuk kepolisian modern selama 1897-1920.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 30 Juni, Anda Harus Tahu

Inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Polri saat ini

Sersan Dua Siswanti, anggota Brigade Motor Polisi Wanita Lalulintas Kodak Metro Jaya. Terkait foto dan berita yang dimuat Jumat, Kompas 16-10-1981. (Sumber: KOMPAS/MUHAMMAD SUDARTO (DAR))

Lepas dari Belanda, Jepang pun berkuasa. Saat Jepang menguasai Nusantara, kepolisian dibagi-bagi berdasarkan wilayah.

Ada kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera dengan pusat di Bukittinggi, Kepolisian Indonesia Timur berpusat di Makassar, dan Kepolisian Kalimantan yang pusatnya ada di Banjarmasin.

Berbeda dengan zaman Belanda yang hanya mengizinkan jabatan tinggi diisi oleh orang-orang mereka, saat di bawah Jepang, Kepolisian dipimpin oleh warga Indonesia.

Akan tetapi, meski menjadi pemimpin, orang pribumi masih didampingi pejabat Jepang yang pada praktiknya lebih memegang kuasa.

Baca Juga: Jelang Hut Bhayangkara Ke 75, Brimob Bone Gelar Bakti Religi Di Rumah Ibadah

Masa kemerdekaan

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, polisi bentukan Jepang seperti PETA dan Gyu-Gun dibubarkan.

Dan setelah Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kepolisian yang tersisa dari masa penjajahan menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka. Pada 19 Agustus 1945,

Baca Juga: Jelang Hari Bhayangkara Polda Jambi Bagikan Sembako

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) membentuk Badan Kepolisian Negara (BKN). Selanjutnya, pada 29 September 1945, Presiden Soekarno menetapkan dan melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Kala itu, kepolisian masih ada di bawah Kementerian Dalam Negeri  dengan nama Djawatan Kepolisian Negara untuk urusan administrasi. Akan tetapi pertanggungjawaban operasional dilakukan kepada Jaksa Agung.

Namun, sejak terbitnya PP Nomor 11 Tahun 1946, kepolisian negara bertanggung jawab secara langsung kepada presiden.

Logo resmi Hari Bhayangkara ke-75 yang jatuh hari ini, Kamis (1/7/2021). (Sumber: https://puskeu.polri.go.id/berita/pengumuman/285)

Sejak ditetapkan pada tahun 1946, pada hari ini, Kepolisan merayakan Hari Bhayangkara yang ke-75.

Adapun tahun ini, Hari Bhayangkara 2021 diperingati masih di tengah pandemi Covid-19. Maka, peringatan HUT Bhayangkara ke-75 kali ini mengangkat tema sebagai berikut:

Transformasi Polri yang Presisi Mendukung Percepatan Penanganan COVID-19 untuk Masyarakat Sehat dan Pemulihan Ekonomi Nasional Menuju Indonesia Maju.

Tema dan logo peringatan Hari Bhayangkara 2021 ini pun sebagaimana dikutip dari https://puskeu.polri.go.id/berita/pengumuman/285, telah disetujui oleh Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri sekaligus Ketua Umum Hari Bhayangkara ke-75 Komjen Pol Paulus Waterpauw.

Selamat Hari Bhayangkara untuk segenap jajaran anggota juga institusi Polri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal Jelang HUT Bhayangkara ke-75

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU