> >

Soal Anies Disebut Sudah Usulkan PPKM Darurat Jawa-Bali ke Pemerintah Sejak Mei, Ini Kata Istana

Peristiwa | 5 Juli 2021, 23:19 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Pendidikan nasional (Hardiknas) 2021), Minggu (2/5/2021). (Sumber: YouTube Radio Dinas Pendidikan DKI Jakarta)

Karena itulah, Ngabalin meminta agar konsentrasi penanganan Covid-19 diutamakan. Bukan malah mundur ke belakang dengan memperdebatkan sejak kapan PPKM Darurat diterapkan. 

"Karenanya terkait dengan PPKM Darurat Jawa dan Bali sekali lagi harus menjadi konsentrasi full kita semua," tutur Ngabalin.

"Jangan lagi ruang publik diisi dengan penyataan-pernyataan sampah dan mengganggu konsentrasi kita semua pada PPKM Darurat ini.

Baca Juga: Hindari Antrean, Anies Minta Warga Jakarta Daftar Vaksin Lewat Aplikasi JAKI

Menurut Ngabalin, target keberhasilan PPKM darurat ini menjadi penting, yakni menekan laju penyebaran Covid-19 secara signifikan.

Walau begitu, ia mengakui bahwa penerapan PPKM Darurat merupakan ujian berat yang harus dilalui. Karenanya, ia meminta kepada masyarakat agar mendukungnya bersama-sama.

"Sekarang kita hadapi dan kerja bareng melihat 14 hari ke depan ini ujian berat kita," ujarnya.

"Sebab kalau kita berhasil 2 pekan ke depan, itu artinya pandemi ini segera kita mendapatkan sebuah perubahan yang signifikan."

Baca Juga: Anies Optimis Vaksinasi DKI Jakarta Bisa Tuntas pada Agustus 2021

Sebelumnya, epidemiolog Pandu Riono lewat akun Twitter miliknya, @drpriono1, mengatakan bahwa Anies Baswedan telah mengusulkan kepada pemerintah pusat agar segera dilakukan pengetatan di Jawa-Bali.

Usulan itu disampaikan Anies sejak Mei setelah mendengarkan masukan dari tim pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Namun usulan itu disebut Pandu ditolak karena terkait ekonomi.

"Akhir Mei setelah mendengarkan masukan Tim Pandemi @fkmui tentang potensial lonjakan yang dapat terjadi, @aniesbaswedan segera usulkan ke pemerintah pusat agar segera dilakukan pengetatan maksimal Jawa-Bali. Tak diterima, karena isu ekonomi. Ada KPC-PEN, tapi yang terpikir hanya PEN," cuit Pandu.

Baca Juga: Anies: Situasi Jakarta Genting, Jam Malam Berlaku di Wilayah Zona Merah dan Oranye

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU