> >

Menkes Sebut Presiden Jokowi Setujui Impor Oksigen untuk Optimalkan Penanganan Covid-19

Berita utama | 12 Juli 2021, 15:32 WIB
Menkes Budi G Sadikin memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/05/2021) sore (Sumber: Dok. Sekretariat Kabinet RI)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah mengizinkan untuk Indonesia membuka impor oksigen.

Hal tersebut disampaikan Mekes Budi Gunadi Sadikin sesuai Rapat Terbatas menyoal Penanganan Covid-19, Senin (12/7/2021).

“Mengenai oksigen, pemerintah akan memperbanyak suplai dengan cara kita akan membuka impor oksigen dari luar,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

“Sudah diizinkan oleh Bapak Presiden melalui kementerian perindustrian, itu bisa menambah 600-700 ton per hari,” tambahnya.

Nantinya, lanjut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, oksigen yang akan diimpor merupakan oksigen konsetrator.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Prediksi 4-5 Hari Angka Covid-19 Membaik

“Pemerintah akan mengimpor banyak oksigen konsentrator dimana sebenarnya ini adalah alat kecil, harganya antara 600-800 usd yang bisa dipasang di rumah sakit dan rumah-rumah untuk memproduksi oksigen dari udara,” ujarnya.

“Yang penting ada koneksi listriknya saja, dengan demikian dengan 3 strategi itu diharapkan suplai oksigen dapat segera diatasi,” tambahnya.

Di samping itu, lanjut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, untuk memenuhi kebutuhan oksigen pemerintah juga sudah mendapatkan bantuan dari perusahaan-perusahaan besar.

“Kita sudah dibantu juga oleh perusahaan-perusahaan besar, perusahaan industri yang memiliki kelebihan suplai atau excess capacity dari oksigennya sekitar 360-460 ton per hari yang juga dikoordinasikan dengan kementerian perindustrian,” jelasnya.

Selain membahas soal kebutuhan oksigen, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ratas juga membahas perihal obat-obatan untuk Covid-19. Mulai dari obat-obatan yang diproduksi di dalam negeri hingga luar negeri.

“Seperti oseltamivirm, azitromisin, kemudian favipiravir atau merek dagangnya Avigan. Salah satu merek brandednya harusnya tidak terlalu masalah. Memang ada sedikit didistribusi yang kami nanti akan selesaikan dengan pengusaha-pengusaha distributor farmasi,” ujar Menkes Budi.

Baca Juga: Luhut: Kalau Ada yang Bicara Covid-19 Tak Terkendali Datang ke Saya, Nanti Saya Tunjukin Ke Mukanya

“Dan kita menghimbau agar mereka segera melepaskan stoknya ke masyarakat apotek dan Rumah Sakit, agar masyarakat bisa mendapatkan akses obat tersebut dengan harga yang wajar ya. tidak dengan harga yang tinggi sekali seperti sebelumnya,” ujarnya.

Sementara untuk obat-obatan yang impor seperti remdesivir dan Actemra, Menkes Budi mengatakan obat tersebut memang menjadi rebutan dunia.

“Rebutannya tinggi sekali sama seperti vaksin. remdesivir kita sudah mendapatkan jatah untuk impornya 150.000 vial yang akan masuk secara bertahap mulai minggu ini,” ujarnya.

“Actemra kita juga sudah dapat jatah nya sekitar 3.000-an tetapi memang jumlahnya lebih terbatas karena ini memang diproduksi oleh perusahaan Ros yang ada di Swiss,” tambahnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU