> >

Bantah Luhut, Pakar Pandemi Sebut Covid-19 di Indonesia sedang Sangat Tidak Terkendali

Update corona | 13 Juli 2021, 22:01 WIB
Rumah sakit dan tenaga medis kewalahan merawat pasien akibat lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini. Pada Selasa (13/7/2021) Indonesia mencetak rekor terbaru dengan 47.899 kasus baru Covid-19. (Sumber: KompasTV/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar wabah atau epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman membantah pernyataan Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengenai pandemi Covid-19 di Indonesia terkendali.

Sebelumnya, Luhut mengklaim penularan Covid-19 sangat terkendali dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7/2021). Ia pun menantang, bila ada orang yang menyebut pandemi sedang tak terkendali.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi orang yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut.

Baca Juga: Pecah Rekor Baru! Update Corona Indonesia 13 Juli 2021 Sebanyak 47.899 Kasus Positif

Menurut Luhut, Indonesia sedang mendapat banyak masalah dan pemerintah sedang memperbaikinya dengan tertib.

Lalu, Luhut membeberkan, pergerakan masyarakat berkurang selama PPKM Darurat berdasarkan data dari Google Trafic, Facebook Mobility dan Indeks Cahaya Malam.

"Hasil yang kami dapat selama periode 3-10 Juli, seluruh provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan penurunan aktivitas masyarakat 10-15 persen dari target kita 20 persen atau lebih," beber Luhut.

Dicky Budiman membantah klaim Luhut bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Ia menjelaskan, salah satu indikator utama untuk menilai pandemi di suatu negara atau wilayah adalah test positivity rate.

Test positivity rate adalah rasio jumlah orang yang menjalani tes Covid-19 dan jumlah kasus baru. Melansir ourworldindata.org, test positivity rate Indonesia mencapai 26% pada pada 12 Juli 2021.

Menurut Dicky, pandemi di sebuah negara tergolong terkendali, jika test positvity rate tidak melebihi angka 5%.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas.com


TERBARU