Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Berupa Instruksi Percepatan Testing dan Tracing di Masa PPKM
Kesehatan | 24 Juli 2021, 17:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kesehatan baik provinsi maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia agar meningkatkan testing dan tracing di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor: H.K.02.02/II/1918 /2021 tentang Percepatan Pemeriksaan dan Pelacakan Dalam Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditetapkan pada tanggal 23 Juli 2021.
“Surat edaran ini dimaksudkan untuk percepatan penanggulangan pandemi pada masa PPKM melalui penguatan pilar deteksi dengan pelaksanaan peningkatan jumlah pemeriksaan dan pelacakan kontak,” kata Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu dilansir dari sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Sabtu (24/7/2021).
Baca Juga: Tak Hanya di Jabodetabek, Kemenkes Perluas Layanan Telemedicine ke 4 Provinsi Ini
Penguatan testing dan tracing tersebut, lanjut Maxi, akan diutamakan bagi wilayah-wilayah dengan mobilitas masyarakat dan tingkat penularan kasusnya tinggi. Dengan mengetahui kasus lebih cepat, maka bisa segera dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi laju penularan virus.
Dalam aturan itu juga merinci bahwa daerah yang masuk kategori PPKM level 3 dan 4 diperbolehkan menggunakan hasil pemeriksaan test Rapid Antigen (RDT-Ag) sebagai diagnosa untuk pelacakan kontak erat maupun suspek. Bisa juga dipakai sebagai data dukung dalam pengajuan klaim Covid-19.
Penggunaan RDT Antigen diutamakan bagi daerah yang alat diagnosisnya terbatas. Agar hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif untuk mempercepat tracing.
Seseorang yang teridentifikasi sebagai kontak erat baik yang bergejala maupun tidak bergejala, diwajibkan mengikuti pemeriksaan entry dan exit test.
Apabila pemeriksaan RDT-Ag di hari pertama hasilnya negatif, dilanjutkan dengan test swab PCR pada hari kelima (exit test).
Bagi daerah yang tidak ada fasilitas lab PCR, pelaksanaan exit test bisa menggunakan RDT-Ag.
Penulis : Hedi Basri Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV