> >

Menteri LHK Sebut Limbah Medis Covid-19 Capai 18.460 Ton

Peristiwa | 28 Juli 2021, 13:37 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya (Sumber: KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat sampai dengan Selasa (27/7/2021), limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) medis Covid-19 telah mencapai lebih dari 18 ribu ton.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam konferensi pers secara daring, setelah mengikuti rapat terbatas kabinet bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (28/7/2021). 

"Menurut data yang masuk kepada pemerintah pusat dan direkam oleh kementeriah LHK bahwa limbah medis sampai dengan 27 Juli itu berjumlah 18.460 ton," kata Siti.

Menurut penjelasnnya, limbah medis tersebut berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit darurat, wisma tempat isolasi mandiri maupun lokasi karantina mandiri, lokasi uji deteksi maupun vaksinasi.

Adapun limbah B3 Covid-19 yang dimaksud yakni infus bekas, masker, vial vaksin, jarum suntik, face shield, perban, hazmat, APD, pakaian medis, sarung tangan, alat PCR antigen, dan alkohol pembersih swab.

 "Itu limbah medis, beracun dan berbahaya," ungkap Siti.

Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 Mulai Kosong di Sejumlah Daerah

Lebih lanjut, Siti menuturkan bahwa Presiden mengarahkan terhadap penanganan limbah medis ini jajarannya harus intensifkan dan harus lebih sistematis.

Jokowi, kata Siti, menginginkan agar limbah-limbah berbahaya tersebut benar-benar diperhatikan terutama dalam pengelolaannya. 

"Jadi arahan Jokowi tadi supaya semua instrumen untuk pengelolaan limbah medis untuk menghancurkan limbah medis yang infeksius harus kita selesaikan," tegas Siti. 

Dalam kesempatan itu, Menteri LHK ini melihat bahwa data terkait limbah B3 medis Covid-19 yang dilaporkan tersebut masih belum lengkap. 

Sebab itu, Siti menyampaikan bahwa pihaknya masih akan terus berusaha melengkapi data tersebut. 

"Data yang baru disampaikan itu berasal dari daerah, dari provinsi.Tetapi itu keliatan sekali datanya masih belum lengkap dan kementerian masih terus berusaha melengkapinya," dia menjelaskan. 

Baca Juga: Cukupi Kebutuhan Pasien Covid-19, Dinas Kesehatan Bali Distribusikan 264 Konsentrator Oksigen ke RS

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU