> >

Lima Cara Mengontrol Stres dan Kesehatan Mental

Gaya hidup | 7 Agustus 2021, 19:26 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19. Hormon kortisol atau hormon stres yang dialami pasien Covid-19 dapat meningkatkan keparahan penyakit hingga risiko kematian. (Sumber: SHUTTERSTOCK/namtipStudio)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Masalah kesehatan mental banyak terjadi selama pandemi, khususnya pada seorang penyintas atau yang sedang menjalani isolasi karena Covid-19.

Kesehatan mental yang dimaksud kadang muncul dari rasa cemas, sifat agresif, perubahan suasana hati hingga mual tanpa sebab.

Hal-hal itu merupakan beberapa dari distres, dan jika tidak diatasi dapat berakibat lebih buruk pada kesehatan mental.

Distres adalah respons emosional dan fisiologis terhadap peristiwa yang dinilai menekan, mengancam, dan memberikan dampak negatif bagi individu yang ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan.

Untuk mencegah menjadi masalah yang lebih buruk, psikoterapis Anger Management Dandi Birdy berbagi cara mengelola emosi agar tidak menghasilkan stres negatif yang dapat memperburuk kesehatan mental dan fisik seseorang.

"Biar sehat mental ada pilar utama yang harus diketahui yaitu emosional, intelektual, sosial, fisik, dan spiritual," ujar Dandi dilansir dari ANTARA, Sabtu (7/8/2021).

Baca Juga: Jaga dan Kenali Kesehatan Mental di Balik Panic Buying

Menurut Dandi, setiap orang memiliki dorongan untuk mengatasi masalah, namun titik mulai dan cara meresponsnya berbeda.

Tergantung pada psikohistoris, kadar kesehatan mental dan kadar keimanan.

Lebih lanjut, berikut cara menjaga kesehatan mental:

Pada pilar pertama atau emosional, seseorang harus mengalirkan emosi yang dirasakan bukan malah mengalihkannya pada hal lain.

Kebanyakan orang jika sedang emosi melampiaskan dengan melakukan hal yang disukai untuk mengalihkan perhatian, padahal itu hanya akan menumpuk emosi dan bisa meledak kapan saja.

"Emosi harus dialirkan bukan dialihkan. Emosi itu kan energi jadi yang teralirkan itu energi fisik bukan psikis. Akan lebih maksimal kalau psikisnya juga," jelas Dandi.

Baca Juga: Lagu Karyanya Kerap Disebut Singgung Isu Kesehatan Mental, Baskara Putra: Itu Pengalaman Pribadi

Konsepnya, lanjut Dandi, adalah sadar dulu apa yang dihadapi, marah, sedih, kesel.

Lalu, terima kalau lagi marah, sedih dan izinkan perasaan itu dengan terapi. Bukan pada sembarang tempat kayak marah yang meledak-ledak.

"Setelah itu lepaskan biarkan mengalir keluar, ikhlaskan," imbuhnya.

Pilar kedua, adalah menjaga fisik dengan istirahat cukup, olah raga dan makan makanan sehat.

Fisik yang sakit akan berpengaruh pada psikis seseorang. Begitu juga sebaliknya.

Ketiga adalah intelektual.

Berpikirlah positif dan filter informasi dari berbagai sumber untuk mendukung dalam menyelesaikan masalah.

"Dari pilar sosial, adalah dukungan sosial dari orang-orang terdekat, sahabat, pasangan dan orangtua. Saling mendukung bersama, saling menguatkan itu berpengaruh besar," tutur Dandi.

Terakhir, pilar spiritual. Seseorang harus mendekatkan diri dengan Tuhan, beribadah dan berdoa.

Kelima pilar ini harus dipelihara secara bersamaan. Jika kelimanya berjalan dengan seimbang maka kesehatan mental pun akan terjaga dengan baik.

"Belajar anger management itu sepanjang hayat. Kalau terlalu rendah dinaikin, terlalu tinggi diturunin. Ini skill sepanjang hidup. Nikmati sebuah proses, apresiasi setiap progres," pungkasnya.

Baca Juga: Waspada Tsunamy Mental Healthy di Negara Ini (4) - NGOPI

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU