> >

Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Cerita Tukang Soto Tusuk Kapten Belanda hingga Tewas

Peristiwa | 10 Agustus 2021, 05:00 WIB
Bung Karno di awal proklamasi di Jakarta (Sumber:Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, situasi ibu kota Jakarta tidaklah aman. Banyak pemuda yang turun ke jalan-jalan untuk menyerang pasukan Jepang atau Belanda.

Bukan hanya itu, ternyata banyak juga orang yang masih mendukung Belanda, terutama tentara NICA. Menurut penuturan wartawan Rosihan Anwar, dalam bukunya "Kisah-kisah Jakarta Setelah Proklamasi," dia pindah dari rumah kosannya di Kramat ke Gang Kingkit di sekitar Pecenongan, dengan alasan keamanan.

Kala itu disebutnya zaman "siap-siapan" yaitu ketika anak muda memiliki kode "siap" untuk menyerang musuh-musuh mereka. 

Rosihan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, saat dua tentara Jepang berpakaian preman melintas di sebuah perkampungan. Para pemuda pun menerikkan "siap" yang diteruskan dengan mengejar tentara Jepang itu yang lari terbirit-birit. Tak urung pantat tentara Jepang itu pun sempat kena tusukan bambu runcing. 

Baca Juga: Mensesneg: Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI Dilakukan Secara Virtual

Dan sebelum terjadi apa-apa, tentara sekutu yang sedang berpatroli pun tiba dan membubarkan para pemuda.

Dua tentara Jepang itu masih aman, nyawa mereka terselamatkan. Beda dengan seorang kapten Belanda yang bertemu dengan seorang tukang soto bernama Pak Amat. 

Waktu itu di Gang Bongkok, tak jauh dari Gang Kingkit, datang seorang tentara Belanda berpangkat kapten ke binatu "perfect" di Pecenongan. Tentara itu datang berpakaian lengkap dengan pistol di pinggang. 

Karena bencinya kepada penjajah Belanda, Pak Amat yang tukang soto itu sekonyong-konyong mendekati serdadu Belanda dan dengan cepat menusukkan pisaunya ke tubuh Belanda malang itu. Tak banyak yang membantu hingga kapten Belanda itu tewas seketika.

Sesudah peristiwa itu, tukang soto itu menggabungkan diri dengan para pejuang di bawah komandan Lukas Kustarjo di Karawang. Lukas kemudian dikenal dengan peristiwa pembantaian Rawagede, yang menginspirasi sejak "Krawang-Bekasi" karya Chairil Anwar.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU