> >

Menu Sayur Lodeh Tujuh Rupa Jadi Sajian PDIP buat Gerindra, Simbol Apa?

Politik | 24 Agustus 2021, 11:54 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kristiyanto saat di acara Rakernas PDIP di Kemayoran, Jakarta, Minggu (12/1/2020) (Sumber: Kompas TV)

“Menu yang kami persiapkan juga khusus. Kami menyajikan sayur lodeh tujuh rupa yang merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat, khususnya di Yogyakarta,” ujar Hasto.

Baca Juga: Tanggapi Deklarasi Sahabat Ganjar, Politikus PDIP: Jangan Terlalu Genit

“Biasanya ini dilakukan sebagai semacam bagian dari doa ketika wabah atau bencana terjadi. Kita berharap pandemi Covid-19 ini segera bisa diatasi bersama dengan bergotong royong.”

Sayur lodeh tujuh rupa bagi masyarakat Jawa sering dijadikan simbol sebagai melawan penyakit.  

Pada tradisi Jawa, sayur lodeh tujuh rupa berisi:

1. Kluwih yang bermkna: Kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne (Keluarga harus lebih diurusi dan diperhatikan)
2. Cang Gleyor (Kacang Panjang): Cancangen awakmu ojo lungo-lungo (Ikatlah dirimu jangan pergi-pergi)
3. Terong: Terusno anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng (Lanjutkan beribadah kepada yang maha kuasa, jangan kalau butuh saja)
4. Kulit Melinjo: Ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti njerone babakan pagebluk (Jangan hanya lihat dari luar, tetapi harus mengetahui yang ada di dalam bencana)
5. Waluh (labu): Uwalono ilangono ngeluh gersulo (Hilangkan sifat mengeluh)
6. Godong so (daun melinjo): Temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (Berkumpulah dengan orang-orang yang saleh dan orang pintar)
7. Tempe: Temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (Yakinlah dalam memohon pertolongan sang pencipta)

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU