> >

Cara Menumpas Kelompok Bersenjata di Papua Menurut Wakil Ketua MPR: Putus Penyuplai Senjata

Peristiwa | 14 September 2021, 13:15 WIB
Aparat gabungan TNI-Polri yang terlibat baku tembak dengan kelompok separatis teroris (KST) saat patroli di Kampung Kamat, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Minggu (5/9/2021). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua makin meresahkan. Kasus pembunuhan dan pembakaran terus terjadi.

Yang terbaru, kontak senjata antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021).

Dalam kontak tembak itu dilaporkan satu anggota Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-PNG dari Batalion Infantri 403/WP terluka di bagian lengan kanan akibat terkena pecahan peluru dan kondisinya stabil.


Selain itu, kelompok bersenjata itu membakar fasilitas umum di sana, di antaranya puskesmas, kantor kas BPD Papua, dan gedung sekolah dasar.

Baca Juga: KKB Papua Bakar Sejumlah Fasilitas Umum dan Menembak Satu Prajurit TNI

Meurut Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, salah satu cara menumpas kelompok bersenjata ini, yaitu  TNI dan Polri harus memutus  jaringan penyuplai senjata bagi kelompok bersenjata tersebut. 

"Menurut saya akar (persoalan) yang harus kita cari, salah satunya adalah jejaring mereka harus diputus, termasuk jaringan untuk mendapatkan senjata," kata Jazilul dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, (14/9/2021).


Gus Jazil, sapaanya, mengatakan itu terkait kejadian kontak senjata antara personel TNI Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-PNG dari Batalion Infantri 403/WP dengan kelompok bersenjata itu di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9).

Ia menyayangkan kontak senjata terjadi, yang menyebabkan anggota TNI tertembak dan ada fasilitas umum setempat dibakar.  "Saya harap pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi konflik di Papua lebih holistik dan lebih canggih sehingga KKB di Papua dapat ditumpas hingga ke akar-akarnya," ujarnya.

Menurut dia, konflik yang berkepanjangan dan selalu berulang di Papua menunjukkan kurang canggihnya aparat dalam pemetaan lapangan sekaligus memitigasi dan mengantisipasi setiap gerakan kelompok bersenjata itu.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU