Profil Ali Kalora, Pimpinan Kelompok Teroris MIT yang Tewas usai Perburuan Bertahun-Tahun
Sosok | 19 September 2021, 01:30 WIBPERINGATAN: Artikel ini memuat deskripsi yang mungkin mengerikan bagi pembaca.
PARIGI MOUTONG, KOMPAS.TV - Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Madago Raya di daerah Astina Jaya, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021).
Selain Ali Kalora, seorang anggota MIT lainnya bernama Jaka Ramadhan juga tewas dalam baku tembak yang berlangsung pada pukul 17.20 WITA itu.
Ali Kalora lahir pada 30 Mei 1981 di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Orang tuanya memberi nama dirinya Ali Ahmad. Namun, ia lebih dikenal sebagai Ali Kalora sesuai nama desa kelahirannya.
Baca Juga: Dua Jenazah DPO MIT Poso Akan Dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Sulteng untuk Identifikasi
Ali Kalora adalah salah satu pengikut pemimpin MIT bernama Abu Wardah Asy Ayarqi alias Santoso. Ia sudah mengikuti sepak terjang Santoso sejak 2011.
Karena Santoso memercayainya, Ali Kalora segera menjadi salah satu petinggi MIT menggantikan Daeng Koro yang tewas pada 2015.
Tak cuma itu, Ali mengenal betul medan gerilya MIT karena daerah itu adalah tanah kelahirannya.
Kemudian Santoso tewas dalam baku tembak di Pegunungan Poso, Sulawesi Tengah pada 18 Juli 2016
Tak lama, petinggi MIT lainnya bernama Muhammad Basri tertangkap bersama istrinya pada 14 September 2016.
Kabar soal MIT sempat hilang setelah itu. Apalagi, istri Ali Kalora yang bernama Tini Susanti Kaduku atau Umi Fadel tertangkap pada 11 November 2016.
Akan tetapi, Ali ternyata terus memimpin gerilya MIT di pegunungan dengan hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.
Pada tahun itu juga, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian pun menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Kompascom/Tribunnews