> >

Profil Aipda Ambarita yang Dimutasi karena Paksa Periksa HP Warga, Dulu Tukang Cat kini Humas Polda

Hukum | 20 Oktober 2021, 08:45 WIB
Aipda MP Ambarita yang viral lantaran memaksa saat memeriksa HP milik warga. (Sumber: Istimewa via Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Monang Parlindungan Ambarita tengah ramai diperbincangkan masyarakat baru-baru ini.

Aipda Ambarita viral setelah rekaman video yang menunjukkan dirinya memaksa memeriksa ponsel milik warga ramai tersebar.

Akibat peristiwa tersebut pemimpin Rainmas Backbone, tim pengurai massa Polres Metro Jakarta Timur di bawah Direktorat Sabhara itu dimutasi dari jabatannya.

Kini Aipda Ambarita diposisikan sebagai Bintara Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Aipda Ambarita Diperiksa Propam dan Dimutasi ke Humas karena Follower-nya

Profil Aipda Ambarita

Monang Parlindungan Ambarita memulai karier di kepolisian pada 1998. Sebelumnya dia merupakan pegawai perusahaan cat.

"Saya waktu main ke Blok M, ada tulisan di banner penerimaan siswa dikmaba PK Polri tahun 1998-1999. Saya mencoba lagi," ujarnya dikutip dari Tribunnews, Rabu (20/10/2021).

Ternyata Aipda Ambarita pernah mencoba peruntungan mendaftar Akabri pada 1995. Namun, dia gagal di tes terakhir.

"Hasil tes terakhir menyatakan saya gagal. Sempat ditawari ke Bintara Kostrad, tetapi saat itu saya bilang, 'Enggak usah lah, tahun depan saja'," lanjutnya.

Ambarita akhirnya lulus dalam setiap tes. Dia langsung ditugaskan di Mojokerto, jawa Timur dan menjalani pendidikan lanjut.

"Setelah beberapa bulan menjalani pendidikan, saya resmi jadi polisi," tambahnya.

Baca Juga: Alasan Polisi 'Artis' Aipda Ambarita dan Aiptu Jack Dimutasi ke Humas Polda Metro Jaya

Ketika Dwifungsi ABRI dihapus, dia dipindah ke Jakarta hingga saat ini. 

Pada 2017 dia dipercaya sebagai pemimpin tim pengurai massa Polres Jakarta Timur, bernama Raimas Backbone.

Nama itu terinspirasi dari Sabhara Backbone (SB), Ambarita menyebut SB merupakan tulang punggung Polri karena bergerak paling depan.

"Sabhara Backbone itu semacam tulang punggung dari Polri, yang bergerak paling depan. Nah, terinspirasinya dari situ. Jadi namanya tim pengurai massa ditambah kata 'Backbone', Raimas Backbone," lanjutnya.

Raimas Backbone menjadi populer sebab memiliki kanal YouTube dengan jutaan pelanggan.

Penghasilan dari YouTube digunakan Raimas Backbone untuk mencukupi biaya operasional tim. Selain itu mereka juga punya akun Instagram.

"Semua yang ada di YouTube dan Instagram kami itu apa adanya, artinya tidak dibuat-buat," ungkap Ambarita.

"Bikin YouTube, menghasilkan uang. Itu buat kami makan. Dulu enggak ada uang makan dari kantor. Ada motor yang rusak, misalnya ganti tali kopling, itu uang dari YouTube," bebernya.

"Misal ban pecah, nunggu uang dari kantor lama, masak enggak patroli dulu? Enggak bisa," pungkasnya.

Saat ini, Ambarita praktis akan banyak bertugas di bidang kehumasan sesuai dengan pos-nya saat ini Bidang Humas Polda Metro Jaya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews


TERBARU