> >

KPK Mungkin akan Panggil Anies Baswedan Jadi Saksi di Persidangan Korupsi Tanah Munjul

Peristiwa | 21 Oktober 2021, 18:28 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada tahun 2019, Selasa (21/9/2021). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan adanya kemungkinan meminta Gubernur DKI Jakarta hadir sebagai saksi dalam persidangan kasus korupsi pengadaan Tanah Munjul.

Hal itu dikatakan Jaksa Penuntut Umum KPK Muhammad Takdir Suhan dalam sidang kasus dugaan korupsi pengadaan Tanah Munjul, Kamis (21/10/2021).

Menurut Takdir, KPK bakal mengonfirmasi kepada pihak-pihak yang mempunyai ide program rumah dengan uang muka atau down payment (DP) 0 persen.

Baca Juga: KPK Serahkan Berkas 5 Tersangka Dugaan Korupsi Tanah Munjul ke Pengadilan Tipikor

“Pastinya nanti kami akan konfirmasi kembali kepada pihak2 yang memang punya ide kaitannya dengan DP 0 persen,” paparnya.

Seperti diketahui, 'DP 0 persen' merupakan salah satu program perumahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam kampanyenya ketika mencalonkan diri menjadi gubernur, Anies Baswedan mencetuskan program ini dan menyampaikannya dalam berbagai kesempatan.

Pengadaan Tanah Munjul di Pondok Rangon, Jakarta Timur memang dimaksudkan untuk mencari tanah bagi pelaksanaan program DP 0 persen. Namun KPK menduga Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Yoory Corneles bersama sejumlah pihak mengambil keuntungan dari pengadaan tanah tersebut. Menurut KPK, kerugian negara dalam pengadaan  tersebut mencapai Rp152 miliar.

Baca Juga: KPK Limpahkan Berkas Kasus Lahan Munjul ke Pengadilan

Menurut Muhammad Takdir, dalam persidangan terhadap Yoory Corneles terdapat fakta soal usulan awal program DP 0 persen. Perumda Pembangunan Sarana Jaya pun mendapat penyertaan modal untuk pembelian tanah tersebut.

“Tentunya nanti akan kami dalami juga kepada saksi yang lain plus dengan yang memiliki kebijakan itu,” katanya.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU