> >

Mengulas Peran Santri dan Kiai dalam Meraih Kemerdekaan Indonesia

Agama | 25 Oktober 2021, 12:14 WIB
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Dr. H. Waryono pada Sabtu (23/10/2021) hadir di Menara Kompas, Jakarta untuk mengisi acara Hari Raya Nasional, Sabtu (23/10/2021). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kemerdekaan Republik Indonesia diperjuangkan oleh berbagai elemen anak bangsa, termasuk peran santri dan kiai.

Sehingga penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional merupakan bentuk dari penghormatan atas kiprah para santri dan kiai di masa kolonial saat menghadapi penjajah.

Hal ini diungkapkan direktur pendidikan diniyah dan pondok pesantren Kementerian Agama Dr. H. Waryono pada Sabtu (23/10/2021), dalam rangka mengisi acara Hari Raya Santri di Gedung Menara Kompas, Jakarta.

"Peran santri dan kiai untuk kemerdakaan Indonesia ini harus dijaga agar tidak ada klaim bahwa ini keberhasilan satu atau dua orang atau pun satu kelompok tertentu," ucap Waryono.

Baca juga: Peringati Hari Santri 2021, Wapres Maruf Amin Bawa Kabar Gembira Tentang Pesantren

Berdasarkan historis yang dijelaskan Kemenag, lahirnya Hari Santri bermula dari fatwa yang disampaikan Pahlawan Nasional KH Haysim Asy'ari.

Pada 22 Oktober 1945 lalu, KH Hasyim Asy'ari memimpin perumusan fatwa 'Resolusi Jihad' di kalangan kiai pesantren.

Fatwa yang ditetapkan pada 22 Oktober 1945 itu berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan pasukan kolonial yang masih ada di Indonesia.

Hingga akhirnya mencapai puncak perlawanan pada 10 November 1945, yang juga dikenal sebagai cikal bakal peringatan Hari Pahlawan.

Resolusi jihad disepakati, namun sengaja tidak disiarkan melalui radio atau surat kabar atas dasar pertimbangan politik. Keputusan hanya disebarkan melalui masjid, musala, bahkan dari mulut ke mulut.

Kendati begitu, resolusi baru disampaikan pemerintah melalui surat kabar Kedaulatan Rakyat pada 26 Oktober 1945.

Baca juga: Hari Santri 2021: Inilah Pesantren Tertua di Indonesia, Umurnya Lebih dari 500 Tahun

Dipimpin KH Hasyim Asy'ari, perumusan resolusi jihad juga diikuti oleh para ulama se-Jawa dan Madura di Kantor Pengurus Besar NU di Bubutan, Surabaya pada 21-22 Oktober 1945.

Adapun peristiwa yang mendasari Resolusi Jihad adalah karena pihak Belanda yang masih berusaha memprovokasi bangsa Indonesia.

Soekarno melalui utusannya menanyakan hukum mempertahankan kemerdekaan. KH Hasyim Asy'ari kemudian menjawab dengan tegas bahwa umat Islam perlu melakukan pembelaan terhadap Tanah Air dari ancaman asing.

Pada 17 September 1945, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad untuk melawan para penjajah.

Pengaruh resolusi jihad sangat meluas hingga menggerakkan para santri ke Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Hari Santri 2021: Begini Teks Lengkap Resolusi Jihad NU 22 Oktober 1945, Acuan Sejarah Hari Santri

Sehingga demikian, dalam rangka perayaan Hari Santri Nasional tersebut, Waryono berharap santri ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan kemerdakaan agar bisa dinikmati bersama.

"Bagaimana agar hasil-hasil dari pendiri bangsa bisa dihayati kemudian diisi dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Penulis : Baitur Rohman Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU