> >

Ini Deretan Tanaman yang Bisa Menghasilkan Emas, Salah Satunya Pohon Mindi

Update | 30 November 2021, 19:45 WIB
Sederet tanaman yang bisa menghasilkan emas sebagaimana dicontohkan Profesor Hamim dari Institut Pertanian Bogor, di antaranya yakni pagar jarak dan mindi. (Sumber: Wikipedia.org)

BOGOR, KOMPAS.TV - Seorang profesor di Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan sebuah fakta soal tanaman yang bisa menghasilkan emas di Indonesia.

Tanaman emas ditemukan oleh Prof.Dr.Ir. Hamim M.Si dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB.

Hamim menyebut, terdapat sejumlah tanaman yang mengekstrak emas dengan menyerap logam berat, di antaranya juga logam mulia.

Menurut penjelasannya, logam berat merupakan komponen yang tidak mudah terdegradasi dan keberadaannya di tanah bisa mencapai ratusan tahun. 

Sementara itu, tumbuhan, kata dia, memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan untuk dapat menyerap logam berat dari lingkungannya.

Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai agen pembersih lingkungan. Adapun proses pembersihan komponen berbahaya untuk dikonsumsi dengan tanaman ini dikenal sebagai fitoremediasi

Dia mengatakan, beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyerap logam berat dalam jumlah besar di dalam jaringannya, disebut tumbuhan hiperakumulator.

"Selain bisa dimanfaatkan dalam fitoremediasi, tumbuhan ini juga bisa digunakan untuk menambang logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel, perak, emas, platinum dan talium atau suatu kegiatan yang dikenal sebagai fitomining,” kata Hamim melansir dari laman resmi IPB, Minggu (28/11/2021).

Baca Juga: Wow, Ternyata Ada Tanaman yang Bisa Menghasilkan Emas di Indonesia, Apa Saja Jenisnya?

Berikut ini sederet tanaman yang bisa menghasilkan emas sebagaimana dicontohkan Profesor Hamim yang diketahui berpotensi besar untuk digunakan sebagai agen fitoremediasi maupun fitomining.

1. Jarak Pagar (Jatropha curcas)

Jarak pagar (Jatropha curcas) adalah tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Melansir jatrophacurcasplantations.com, tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya.

Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas.

2. Mindi (Melia azedarach)

Pohon Mindi (Melia azedarach) memiliki ukuran daun lebih kecil, dengan ujung daun tunggal pada ujungnya, sementara Mimba (Azadarachta indica) berukuran lebih besar, lebih bergerigi tepian daunnya dan berpasangan.

Melansir laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, pohon Mindi atau biasa disebut Mimba dikenal sebagai penghasil kayu yang baik, sehingga selain sebagai tanaman peneduh jalan, pemanfaatan kayunya sebagai bahan bangunan jauh lebih dikenal daripada penggunaannya sebagai tanaman obat.

Biji dan minyak biji mimba dapat dikenal kandungan azadirachtin yang juga dikenal penggunaannya sebagai pestisida alami.

3. Kemiri Sunan (Reutealis trisperma)

Kemiri Sunan (Reutealis trisperma atau Aleurites trisperma) merupakan tumbuhan asli dari Filipina. Sebagaimana dikutip dari laman resmi Balitbangtan Jawa Barat, Kemiri Sunan berpeluang besar untuk dikembangkan karena beberapa keunggulan yang dipunyainya.

Habitus tanaman berupa pohon berukuran sedang. Pohon ini mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan  dan mampu tumbuh  di   lahan   kering   iklim basah dari dataran  rendah hingga 800 m di atas  permukaan  laut,

Perakarannya  yang kuat dan dalam disebut mampu bertahan pada  lahan berlereng  sehingga  dapat menahan erosi. Pohon ini memiliki tinggi 10-15 meter  dan berjenis kayu keras, tidak cocok untuk  bahan  pangan  karena mengandung racun.

Hampir bisa dikatakan, tanaman ini belum  dibudidayakan secara intensif. Namun, Kemiri Sunan sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN).

4. Vetiver (Vetiveria zizanioides)

Vetiver atau akar wangi adalah sejenis rumput dengan nama latin Vetiveria zizanioides. Melansir laman BNPB, jarang orang tahu bahwa tanaman vetiver memiliki banyak manfaat yang baik terhadap lingkungan hidup.

Manfaat dari tanaman Vetiver antara lain bagian daunnya dapat bermanfaat menyerap karbon, pakan ternak, mengusir hama, bahan atap rumah, dan bahan dasar kertas.

Sementara pada bagian akarnya bermanfaat mencegah longsor dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, menyerap racun, dan menyuburkan tanah.

Di Indonesia rumput ajaib ini baru dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri melalui ekstraksi akar wangi, tetapi di mancanegara vetiver banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ekologis dan fitoremediasi.

Baca Juga: Ternyata Tanaman Penghasil Emas Bisa Tumbuh di Indonesia, Ini Lokasinya

Namun, di antara keempat spesies penghasil minyak non-pangan yang digunakan, Hamim mengatakan, Kemiri sunan (R. trisperma) termasuk yang paling tahan terhadap perlakuan dengan logam berat dan tailing tambang emas.

Dia menambahkan, beberapa tumbuhan di seputar tambang emas juga bisa menjadi alternatif sumber genetik bagi tumbuhan hiperakumulator logam emas.

Dari hasil eksplorasi tumbuhan di seputar tailing dam pertambangan emas PT Antam UBPE Pongkor, diketahui bahwa hampir semua jenis tumbuhan yang tumbuh di sana punya kemampuan mengakumulasi emas meskipun pada kadar yang masih rendah. 

“Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di seputar tailing, memiliki kemampuan akumulasi emas yang paling tinggi, namun karena biomassanya rendah, sehingga potensi fitomining-nya tergolong rendah," ungkapnya.

 

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU