> >

Survei Capres Bertebaran, Partai Politik Belum Melirik

Politik | 27 Desember 2021, 21:51 WIB
Elektabilitas Bakal Capres 2024 (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Survei calon presiden (capres) terus dilakukan oleh berbagai lembaga yang menampilkan elektabilitas sejumlah nama.

Terbaru, lembaga survei bernama Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) di Jakarta, telah merilis sejumlah nama dengan tingkat keterpilihan yang tinggi, Senin (27/12/2021).

Kedua lembaga survei ini merilis hasil survei nasional bertajuk "Meneropong Poros Koalisi Partai Politik". Survei dilakukan pada rentang waktu 12 November - 4 Desember 2021 dengan metode multi stage random sampling.

Sebanyak 1.600 responden dari 34 provinsi di seluruh Indonesia diwawancarai secara tatap muka. Survei tersebut memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,5 persen.

Hasilnya, dari 15 nama yang disimulasikan, keluar nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi teratas dengan nilai elektabilitas sebesar 25 persen.

Selanjutnya, peringkat kedua jatuh kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan angka 22,9 persen.

Baca Juga: Survei PRC: Pendukung PDIP Lebih Memilih Ganjar Jadi Capres Ketimbang Puan

Kemudian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di peringkat ketiga dengan nilai 12,4 persen. Sementara, Menparekraf Sandiaga Uno membuntutinya di posisi keempat dengan elektabilitas 9,4 persen.

Sementara Charta Politika Indonesia yang juga merilis survei Desember 2021 menempatkan Ganjar di urutan pertama dibayangi oleh Prabowo yang berada di urutan kedua. Sementara Anies di urutan ketiga.

Tiga nama yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies selalu berada di urutan teratas.  

Meski demikian, hasil survei-survei ini belum dilirik partai politik.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), misalnya, adem ayem saja menanggapi hasil survei yang menempatkan kadernya tersebut.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Utut Adianto enggan menanggapi hasil survei yang menunjukkan mayoritas pendukung partai berlambang banteng moncong putih itu ingin Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi capres pada gelaran Pilpres 2024 mendatang. 

Pecatur ini ingin mematuhi instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang tertuang dalam surat DPP PDIP Nomor 3134/IN/DPP/VIII/2021 terkait kader PDIP yang dilarang menanggapi isu mengenai capres untuk pemilihan 2024. 

"Kita ini udah tegak lurus saja ibu ketua umum sudah mengeluarkan surat 11 Agustus 2021 untuk tidak berkomentar (isu soal capres)," kata Utut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/12/2021). 

Sementara Partai Gerindra, meski telah menyatakan akan mendukung Prabowo dalam pilpres 2024, suaranya masih juga belum bulat. Kenyataannya, sang ketua umum masih belum tegas menyatakan kesiapannya.

"Pokoknya begini, semua survei apa pun yang dihasilkan itukan gambaran dari sebuah potret gambaran dari sebuah keadaan sehingga kami membuat itu sebagai sebuah cara pandang potret keadaan masyarakat hari itu. Tentu saja keputusan politik akan kita ambil pada waktu yang tepat pada suasana yang benar," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (1/12/2021).

Baca Juga: Hasil Survei Capres 2024: Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Puan dan Airlangga Ada di Papan Bawah

Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menyodorkan nama Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden, justru tidak terpengaruh dengan elektabilitas para calon yang namanya banyak beredar saat ini.

Sebab dari banyak hasil survei, tidak ada tokoh partai atau tokoh di luar partai yang suaranya lebih dari 30 persen. Jika ada tokoh yang elektoralnya di bawah 30 persen, artinya belum ada jaminan menjadi presiden.

"Tidak ada jaminan untuk menang," ujar Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

Gus Jazil, sapaannya, yakin dalam tempo dua tahun mendatang banyak hal yang bisa berubah.

"Bisa jadi, saya kerja dua tahun lagi, Muhaimin bisa melebihi Ganjar," katanya.

Guz Jazil memberi contoh yang jelas sudah terjadi

 "Contohnya Ma'ruf Amin yang tidak ada di survei, buktinya jadi wapres," kata Guz Jazil.

Partai politik tampaknya belum banyak melirik para kandidat hanya semata berdasarkan hasil survei. Politik Indonesia memang seringkali memberi kejutan di akhir waktu. Kita tunggu.


 


 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU