> >

Pengamat Ingatkan Capres yang Rajin Tampil di Medsos Bersikap Otentik Bukan Menipu

Politik | 28 Desember 2021, 17:32 WIB
Unggahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait percakapannya dengan Dokter Handoko Gunawan, Jumat 20 Maret 2020 (Sumber: Instagram @ganjar_pranowo)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya, mengingatkan para calon presiden (capres) yang namanya selalu masuk dalam survei dan rajin tampil di medsos, untuk tampil otentik dan linier dengan kenyataan di lapangan.

"Postingan punya daya ampflifikasi,  bisa jadi kepuasan dan bumerang, " katanya saat berbincang di Program Sapa Pagi, KOMPAS TV, Selasa (28/12/2021). Meski tampil di medsos seperti youtube adalah hal yang wajar saja.  

Menurut Toto, sapaanya, para capres yang selalu mengunggah video kegiatannya, agar tampil otentik bukan hanya menampilkan yang bagus-bagus saja. "Bukan menipu," pesannya. 

Sebab bila sekadar hanya yang bagus-bagus saja, tapi tidak sesuai dengan kenyataan akan jadi kampanye negatif bahkan bumerang.

Hal senada disampaikan oleh pengamat media sosial Enda Nasution. Para aktor politik seharusnya bukan hanya menampilkan yang bagus-bagus saja. "Kalau yang bagus-bagus saja gampang," ujar Enda. 

Nah, di sinilah, kata Enda publik harus bisa bersikap kritis ketika para capres menampilkan hal-hal bagus saja. Misalnya, ada capres yang mengunggah video sedang makan, semestinya jadi pertanyaan. "Apa gunanya memposting sedang makan? Kenapa menampilkan video sedang makan, sementara dibayar oleh negara (untuk kerja)?" ujar Enda.

Baca Juga: Hasi Survei: Mayoritas Pemilih PDIP Ingin Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024

Menurut Enda, dalam kasus tersebut berlaku apa yang disebut "fandom" yaitu ngefans terhadap sosok yang sering tampil di medsos. 

Namun, fandom ini hanya akan melihat sosok yang menjadi idolanya saja dan tidak mau melihat sosok di luar itu. Fandom inilah yang bisa membuat sikap kritis jadi berkurang.

Seperti diketahui, sejumlah nama yang disebut-sebut cocok sebagai calon presiden karena masuk dalam survei, semakin rajin tampil di media sosial. Rata-rata tampil di youtube atau instagram mengunggah aktivitas keseharian mereka. 

Misalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperkenalkan program tayangan "Dari Pendopo" di kanal YouTube pribadinya.

Anies menyampaikan bahwa program ini ia buat untuk berbagi perspektif dan pengalamannya dalam memimpin Jakarta. "Selama ini saya menjalani pengalaman, ada perspektif, ada pengalaman ada pembelajaran yang itu semua saya rasakan saya jadikan bahan refleksi dan menjadi bahan untuk saya bertindak, berpikir," kata Anies.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah jauh-jauh hari terus aktif memposting berbagai kegiatannya di youtube atau instagram. Program tayangan YouTube Ganjar beragam. Mulai dari "Wisata", "Ruang Ganjar", "Kuliner Ala Ganjar", hingga "Ganjar Pranowo Vlog".  Bahkan membuat program sendiri tentang istri dan putranya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak mau ketinggalan. Ia mulai aktif membuat tayangan YouTube melalui kanal pribadinya, Agus Yudhoyono. 

Kanal YouTube-nya sebagian besar  menampilkan aktivitas AHY di acara Partai Demokrat. Sebagian berisi komentar AHY atas isu yang tengah beredar. 

Begitu pula dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.  Kanal Youtube pun gencar digunakan Sandiaga sebagai medium komunikasi. Dalam channel SandiUnoTV, politikus Partai Gerindra ini  membagikan berbagai kegiatannya selama menjadi menteri. 

Baca Juga: Survei Capres Bertebaran, Partai Politik Belum Melirik

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, lebih sering mengunggah video di akun instagram-nya. Berbagai kegiatan, mulai dari keluarga sampai berkunjung ke gereja saat natal dia unggah. Dari yang sifatnya pribadi hingga urusan birokrasi. 

Kehadiran para tokoh tersebut di medssos banyak disebut demi menggaet popularitas, terutama kelompok yang dekat dengan media sosial.


 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU