> >

Lapor Covid-19 Sebut Rencana Vaksin Booster Bukan Langkah yang Bijak, Ada Potensi Ketimpangan

Peristiwa | 11 Januari 2022, 08:57 WIB
Anggota Tim Advokasi Lapor Covid-19 Firdaus Ferdiansyah (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Tim Advokasi Lapor Covid-19 Firdaus Ferdiansyah menilai rencana pemerintah soal pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster bukan langkah yang bijak, terlebih jika berbayar. 

Sebab, kebijakan ini diambil di tengah belum meratanya tingkat vaksinasi Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, cakupan vaksinasi dosis 1 dan 2 dinilai belum optimal untuk kelompok masyarakat rentan, terutama warga lanjut usia (lansia). 

"Saat ini masih banyak warga terutama kelompok lansia yang belum mendapatkan perlindungan dari pada vaksin. Ada sedikitnya 6,9 juta warga lansia yang belum mendapatkan vaksin sama sekali," kata Firdaus dalam program Sapa Indonesia Pagi, KOMPAS TV, Selasa (11/1/2022). 

Adanya vaksinasi booster ini, juga menimbulkan kesan bahwa kelompok- kelompok rentan seperti lansia, warga dengan penyakit penyerta, ibu hamil, masyarakat adat, difabel, dan lainnya belum menjadi prioritas pada program vaksinasi. 

"Dan terkesan kelompok-kelompok ini belum menjadi prioritas pada program vaksinasi, maka rencana pemberian vaksinasi booster barangkali bukan langkah yang bijak, terlebih jika berbayar," tegas Firdaus. 

"Karena itu akan menempatkan mereka yang belum mendapatkan vaksin sama sekali itu semakin rentan (terinfeksi Covid-19), bahkan menimbulkan risiko kematian," ujarnya. 

Baca Juga: BPOM Izinkan 5 Vaksin Booster Corona

Di sisi lain, Firdaus mengatakan rencana pemerintah menyalurkan vaksin booster juga memicu ketimpangan capaian vaksinasi di daerah. 

Vaksin booster, misalnya, hanya diberikan kepada kabupaten/kota yang sudah mencapai vaksinasi dosis pertama sebanyak 70% dan 60% dosis kedua.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU