> >

Luhut Prediksi Puncak Kasus Omicron di Indonesia Terjadi Pertengahan Februari hingga Awal Maret

Update corona | 16 Januari 2022, 21:21 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Tanah Air terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.15/11/2021). (Sumber: KOMPAS.com/Tria Sutrisna)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di tanah air terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Hal ini, kata Luhut, berkaca dari pengalaman beberpa negara yang telah melewati puncak kasus Omicron, di antaranya yakni Inggris dan Afrika Selatan.

Pernyataan ini disampaikannya saat menyampaikan Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara daring melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).

"Hari ini, Inggris dan Afrika Selatan telah lewati puncak kasus Omicron dan juga negara lain sudah mulai terlihat tanda-tanda flatening seperti di Amerika Serikat dan Perancis. Tapi beberapa negara di Asia seperti di India, Thailand dan Filipina masiih terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi,” kata Luhut. 

"Berdasarkan data ulang telah kami amati, berangkat dari kasus Covid-19 di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret," imbuhya.

Lebih lanjut Luhut meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang keta.

Selain itu, dia juga mengimbau agar perkantoran dan tidak menerapkan sistem kerja dari kantor (WFO) 100 persen.

Baca Juga: Kenaikan Cepat, Menkes: Puncak Kasus Omicron Diprediksi Terjadi 35-65 Hari ke Depan

Di sisi lain, pemerintah, kata dia, akan melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dari negara lain, sehingga tidak membebani sistem kesehatan. 

"Berbagai langkah yang dilakukan adalah penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi, sementara pengetatan mobilitas akan dilakukan sebagai opsi terakhir," jelasnya.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU