> >

Cegah BOR Meningkat, Luhut Minta Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Masuk Isolasi Terpusat

Update corona | 7 Februari 2022, 17:29 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Sumber: Tangkapan layar video kanal Youtube Sekretariat Presiden RI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan saat ini sekitar 65 persen pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala yang ringan dan tanpa gejala.

Luhut meminta agar masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala untuk masuk isolasi terpusat (isoter) dan tidak membebani fasilitas kesehatan.

"Jadi kita ingin yang ringan-ringan itu, OTG (orang tanpa gejala), jangan masuk rumah sakit supaya BOR-nya (tingkat keterisian rumah sakit) tetap rendah. Juga kita lihat nanti (okupansi) ICU itu juga jadi indikator yang kuat," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers evaluasi PPKM Jawa Bali, Senin (7/2/2022).

Kendati demikian, Luhut menyebut tingkat perawatan di rumah sakit dan kematian di tengah lonjakan Covid-19 varian Omicron masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu saat varian Delta.

"Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat sangat pesat. Namun, secara umum dampak terhadap rumah sakit dan kematian secara keseluruhan relatif masih jauh lebih kecil dibandingkan delta," kata Luhut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) ini memberi contoh terkait kenaikan kasus di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang meningkat sangat pesat.

Namun, angka perawatan rumah sakit dan kematian masih relatif rendah dan lebih kecil dibandingkan gelombang Delta.

Baca Juga: Luhut Sebut Jika Sudah Divaksin Lengkap Bisa Hidup Gembira, Tak Perlu Takut Omicron

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa saat ini Provinsi Bali perlu mendapatkan perhatian khusus karena terdapat tren penambahan kasus yang sudah melebihi puncak gelombang Delta.

Bahkan, menurut Luhut angka keterisian rumah sakit di Bali terpantau meningkat meskipun masih dalam garis batas.

"Tapi masih tetap dalam borderline (garis batas)," ujarnya.

Sementara itu, perlu diketahui varian Omicron tercatat menyebabkan penularan yang lebih cepat. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Israel, Prancis dan Jepang mencatat angka kematian terkonfirmasi Covid-19 sudah melewati puncak Delta. Namun, pola yang berbeda terjadi di negara lain seperti India atau Afrika Selatan.

"Untuk itu pemerintah terus melakukan pembaharuan data, meminta masukan dari para ahli dan menganalisis perkembangan yang terjadi di seluruh negara sehingga bisa menjadi masukan dalam penanganan omicron di Indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Luhut Imbau Orang yang Belum Vaksin dan Punya Komorbid untuk Hati-hati: Bisa "Check Out"!

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU