> >

BMKG Sebut Gempa M 5,1 yang Guncang Enggano Bengkulu Pagi Ini Tak Terkait Gempa Pasaman Barat

Peristiwa | 26 Februari 2022, 09:10 WIB
Ilustrasi - Gempa bumi yang tercatat oleh seismometer. (Sumber: Kompastv/Ant)

BENGKULU, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa bumi yang mengguncang Enggano, Bengkulu pada Sabtu (26/2/2022) pagi tidak berkaitan dengan gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Jumat (25/2/2022).

BMKG melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Enggano, Bengkulu, pada Sabtu sekitar pukul 06.58 WIB.

Dikutip dari laman BMKG, pusat gempa berada pada koordinat 4.92 LS dan 101.72 BT, di laut, tepatnya 77 km arah barat laut Enggano dengan kedalaman 18 km dan tidak berpotensi tsunami.

Getaran gempa dirasakan di Bengkulu dengan skala II-III Modified Mercalli Intensity (MMI). Menurut BMKG, skala Mercalli merupakan salah satu satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, terutama jika tidak terdapat peralatan seismometer di tempat kejadian.

Dalam skala II, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Sedangkan skala III, getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Skala IV, gempa dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah serta ditandai, antara lain jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.

Pada skala V, getaran dirasakan hampir semua orang ditandai dengan barang terpelanting, tiang dan barang besar bergoyang.

Baca Juga: Ratusan Korban Gempa Bumi di Pasaman Mengungsi ke Agam

Kendati hanya berselang sehari dengan gempa berkekuatan 6,2 yang mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Jumat, tapi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut keduanya tidak berkaitan.

"Ini lokasinya beda, lokasinya di laut. Kalau yang kemarin itu di darat. Jadi, patahan yang bergerak itu berbeda," kata Dwikorita saat dikonfirmasi di program Sapa Indonesia Akhir Pekan KOMPAS TV, Sabtu.

Diketahui, akibat gempa berkekuatan M 6,2 kemarin, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menetapkan masa tanggap darurat gempa bumi mulai 24 Februari sampai 10 Maret 2022, atau 14 hari.

Penjelasan itu disampaikan oleh Bupati Pasaman Barat Hamsuardi di Simpang Empat, Jumat (25/2/2022).

Pihaknya juga telah mendirikan posko tempat pengungsian utama di halaman kantor bupati dan sejumlah lokasi di Kajai Talamau.

Diberitakan Antara, sejumlah warga di Kajai, Kecamatan Talamau mendirikan tenda darurat di luar rumah hingga Jumat malam.

Mereka masih khawatir terjadinya gempa susulan yang akan merobohkan rumah mereka.

Baca Juga: BNPB Perbarui Data Gempa Sumbar, 7 Meninggal Dunia, 85 Luka-luka

Sementara Pemkab Pasaman Barat, PMI, TNI dan Polri serta relawan terus memberikan bantuan tenaga untuk evakuasi dan menyalurkan bantuan makanan.

Bangunan yang rusak sekitar 5.000 unit, pengungsi 10.000 orang, 35 titik pengungsi dan dipusatkan di halaman kantor bupati setempat.

Selama masa tanggap darurat, Bupati Pasaman Barat akan melakukan langkah-langkah penanganan dampak gempa bumi, di antaranya pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi dan sumber daya.

Selain membuat langkah-langkah perencanaan dan penanggulangan bencana sesuai aturan yang berlaku dan membuat rencana kebutuhan belanja dan sumber biaya.

Baca Juga: Guncangan Gempa 6,1 Magnitudo di Pasaman Barat Terasa Hingga ke Malaysia

Penulis : Hedi Basri Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU