> >

Soal Video Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman, BNPB Tegaskan Bukan Likuifaksi

Peristiwa | 27 Februari 2022, 18:15 WIB
Foto ilustrasi BNPB menegaskan lumpur bergerak pasca-gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 di Pasaman bukan likuifaksi.  (Sumber: Twitter/@Jogja_Uncover)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) buka suara terkait beredarnya video lumpur bergerak pasca-gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 di Pasaman, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022).

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menegaskan pergerakan lumpur bukan merupakan likuifaksi, melainkan banjir lumpur akibat longsor.

"Dari temuan fakta hasil kaji cepat dan pemetaan tersebut, maka fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukanlah likuifaksi, tetapi banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/2/2022).

Menurut penjelasannya, berdasarkan kaji cepat dan pemetaan melalui udara oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota menunjukkan ada titik-titik longsoran di hulu Talamau yang kemudian masuk ke sungai dan terbawa aliran sungai ke hilir dan menghantam beberapa rumah penduduk.

Sebab itu, melihat kondisi tersebut dia menegaskan tidak ada likuifaksi sebagaimana kejadian pascagempabumi Palu 2018 silam.

Baca Juga: Terkait Gempa Pasaman Barat, BMKG: Aktivitas Sesar Sumatera Mampu Bangkitkan Gempa hingga M 7,6

"Kejadian ini lebih mirip dengan banjir sedimen yang terjadi di Sigi akibat luapan bah bercampur pasir dari Sungai Poi yang berasal dari longsoran akibat gempa 2018 Palu," tegasnya.

BNPB kemudian mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi meredam kabar dan informasi yang belum diyakini kebenarannya.

Diberitakan sebelumnya, dua gempa beruntun dalam waktu selisih 4 menit mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022) pagi.

Gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,2 terjadi pukul 08.35 WIB dengan lokasi 18 kilometer timur laut Pasaman Barat dan kedalaman 10 kilometer.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU