> >

Sedang Disorot, BNPT Dapat Dukungan Persatuan Ormas Islam, Apa yang Terjadi?

Agama | 8 Maret 2022, 15:27 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar saat bersama dengan Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Prof Said Aqil Siradj di Jakarta, Senin (7/3/2022) (Sumber: Kompas.tv/Ant)

"Yang demikian akan menjadi sesat. Agama dijadikan kamuflase politik, karena itu adalah suatu kesesatan agama. Itu menjadi tidak benar, itu fitnah," tuturnya.

Said Aqil Siroj kembali mengingatkan kepada khalayak untuk tidak mudah terjebak dan terprovokasi pada gerakan atau praktik politik yang dibalut atau dibungkus dengan membawa agama dan senantiasa merapatkan barisan serta menguatkan nilai-nilai moderat.

"Oleh karena itu, kita jangan sedikitpun terprovokasi gerakan politik yang dibalut agama. Mari kita rapatkan barisan, kita pertahankan NKRI, Pancasila, UUD 45 Bhinneka Tunggal Ika," imbau Kiai Said.

Baca Juga: BNPT Ungkap 5 Indikator Seorang Penceramah Radikal dan Strategi Kelompok Radikalisme

Sorotan Publik ke BNPT Terkait Penceramah Radikal

BNPT tengah mendapatkan sorotan publik lantaran mengeluarkan ciri-ciri para penceramah yang dianggap radikal. Lima indikator yang diungkap BNPT dianggap tidak kuat dan bermasalah. 

Lima indikator ini dapat dilihat dari isi materi yang disampaikan, bukan dari tampilan si penceramah.

Berikut lima indikator penceramah radikal versi BNPT:

Pertama, saat menyampaikan materi penceramah mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro-ideologi khilafah transnasional. 

Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian atau hate speech, dan sebaran hoaks.

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). 

Kelima, menurut BNPT, biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU