> >

4 Arahan Dewan Masjid Indonesia untuk Ramadan Tahun Ini, Salah Satunya Berisi 6 Aturan Speaker

Agama | 26 Maret 2022, 09:32 WIB
Foto ilustrasi pelaksanaan salat tarawih pada bulan suci Ramadan. Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah merilis SE tentang arahan ibadah bagi umat Islam selama Ramadan tahun ini. (Sumber: KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jelang Ramadan 1443 Hijriyah, Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah menerbitkan Surat Edaran (SE) sebagai arahan untuk kegiatan ibadah umat Islam.

SE tersebut diteken langsung oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla pada 11 Maret 2022 dan terdiri dari empat arahan.

Melansir Kompas.com, Sabtu (26/3/2022), berikut selengkapnya empat arahan dari DMI untuk kegiatan selama bulan Ramadan tahun ini:

Baca Juga: Jelang Bulan Ramadhan, Polisi Santri Polres Palopo Ciptakan Suasana Kondusif Melalui Ajaran Agama

1. Memakmurkan masjid

DMI mengimbau kepada seluruh Muslim di Tanah Air agar memakmurkan masjid atau musala saat bulan suci Ramadan, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Di samping itu, kebersihan lingkungan masjid atau musala juga harus terjaga demi kenyamanan dan kesehatan para jemaah.

2. Aturan soal speaker atau pengeras suara

Arahan yang kedua, yakni imbauan bagi seluruh jajaran pimpinan DMI di seluruh tingkatan agar mengutamakan kekhusyukan dan kesyahduan ibadah sepanjang Ramadan.

Salah satunya dengan mematuhi aturan mengenai penggunaan speaker atau pengeras suara di masjida atau musala.

Baca Juga: Bahagia Sambut Ramadhan, Upaya Apa Saja yang Harus Dilakukan Agar Prokes Tetap Terjaga?

Adapun, dalam SE tadi, DMI pun menjabarkan enam panduan penggunaan pengeras suara di tempat ibadah dengan lebih terperinci.

  • Pengeras suara luar hanya digunakan oleh takmir masjid atau musala untuk keperluan azan, iqamah, dan tartil quran, dengan durasi antara 5-10 menit sebelum tanda waktu salat tiba.
  • Pengeras suara luar tak boleh digunakan untuk dzikir atau doa para imam salat, tahlilan, puji-pujian, barzanji, nasyid, lagu-lagu religi, dan sejenisnya. Kegiatan-kegiatan tersebut sebaiknya berlangsung dengan menggunakan pengeras suara dalam.
  • Menjauhkan pengeras suara masjid atau musala dari jangkauan anak-anak dan sumber suara gaduh lainnya.
  • Semua bentuk ceramah dan kultum hendaknya menggunakan pengeras suara dalam.
  • Sebaiknya, hanya yang sudah fasih dalam qiraatil quran yang dapat menggunakan pengeras suara saat tadarus ataupun tilawatil quran. Tentunya kegiatan tersebut tetap harus memperhatikan batas waktu istirahat atau jam tidur masyarakat.
  • Kegiatan takbiran pada malam Hari Raya Idulfitri hendaknya digelar serentak oleh takmir masjid atau musala dengan tetap mengatur penggunaan pengeras suara luar dan durasinya, yakni sampai pukul 22.00 waktu setempat. Selanjutnya, bisa kegiatan takbiran dapat berlanjut dengan pengeras suara dalam.

3. Kegiatan rutin selama Ramadan perlu perencanaan matang

Agenda rutin selama Ramadan, seperti sahur on the street, buka bersama, pembagian takjil, hingga takbiran keliling, sebaiknya digelar oleh takmir masjid atau musala dengan perencanaan yang matang.

Termasuk pelaksanaan salat Idulfitri yang harus berjalan secara tertib dan sesuai protokol kesehatan.

Selain itu, takmir masjid atau musala juga diminta untuk tidak menyalakan petasan sepanjang bulan Ramadhan.

4. Pembagian zakat

Alangkah baiknya, pembagian zakat fitrah, zakat mal, Infaq, sedekah dan bantuan sosial, dilakukan secara langsung dengan mendatangi penerimanya.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU