> >

Cenderung Diabaikan, Ketahui Gejala dan Peringatan Kanker Ovarium

Gaya hidup | 28 Maret 2022, 07:43 WIB
Ilustrasi - Gejala kanker ovarium dan cara mengurangi risikonya. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kanker ovarium dimulai pada organ wanita yang menghasilkan telur. Pada umumnya, masalah kesehatan ini seringkali muncul bersama dengan tanda dan peringatan. Namun, banyak yang tidak menyadari bahkan cenderung abai.

Terkait hal ini,  dr. Niti Raizada, direktur onkologi hemato dari Rumah Sakit Fortis, Richmond Road, Bangalore, India mengatakan, ada beberapa tanda dan gejala halus yang dirasakan oleh pasien.

Gejala kanker ovarium

Beberapa gejala umum yang diderita pasien kanker ovarium antara lain, perut kembung, gangguan pencernaan, mual, perubahan kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan drastis, kelelahan, ketidaknyamanan di panggul, sakit punggung, frekuensi buang air kecil meningkat serta menstruasi yang tidak teratur.

Selain itu, ada juga tanda seperti kesulitan makan, terdapat cairan di perut yang disebut asites, serta masalah buang air kecil lain. Namun, gejala ini saat seseorang sudah berada di stadium lanjut atau kanker telah menyebar ke panggul dan perut.

"Sayangnya, tidak ada gejala pada tahap awal. Ketika kanker terkandung di ovarium, itu adalah yang paling mudah untuk diobati," ujar Raizada dilansir Indian Express, Senin (28/3/2022).

Diterangkan juga bahwa setiap perempuan yang memiliki indung telur berisiko terkena kanker ovarium. Tentu, dengan beberapa faktor pemicu yang meningkatkan kanker ovarium ini.

Baca Juga: Perut Kembung Jadi Salah Satu Gejala Awal Kanker Ovarium? Ini Penjelasannya

Oleh karena itu, ada sejumlah cara untuk mengurangi risiko penyakit ini, di antaranya:

  • Menghindari karsinogen

Karsinogen adalah zat yang mampu menyebabkan kanker. Zat seperti bedak, dalam hal ini bedak bayi, deodoran vagina, dan riasan diketahui memiliki hubungan dengan risiko kanker.

  • Diet dan olahraga

Olahraga mingguan dan diet sehat adalah hal yang paling penting. Banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran dan makanan yang kaya vitamin D. Berolahraga 30-40 menit setiap hari juga dapat mengurangi risiko hingga 20 persen.

  • Gaya hidup sehat

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU