> >

Ini Sosok Brigjen Iwan Setiawan, Danjen Kopassus Anyar Pilihan Andika Perkasa

Sosok | 30 Maret 2022, 07:36 WIB
Sosok Brigjen TNI Iwan Setiawan yang ditunjuk oleh Panglima TNI Andika Perkasa sebagai Komandan Jenderal (Danjen) (Sumber: Tribunnews)

SOLO, KOMPAS.TV - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dikabarkan akan mengganti jabatan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.

Brigadir Jenderal (Brigjen) Iwan Setiawan dipilih menggantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Widi Prasetijono sebagai Danjen Kopassus, Selasa (29/3/2022) kemarin. 

Seperti diberitakan KOMPAS.TV, penggantian dilakukan karena Mayjen Widi dipercaya Panglima TNI untuk menduduki kursi jabatan Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro menggantikan Mayjen Rudianto.

Sementara Rudianto dikabarkan akan menjabat sebagai Inspektur Jenderal Angkatan Darat (Irjenad).

Pergantian pimpinan di Kopassus ini juga dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Tatang Subarna.

Brigjen Tatang menjelaskan, pergantian pimpinan di kubu TNI adalah wajar karena untuk regenerasi dan pola pembinaan karier prajurit, termasuk di lingkungan TNI AD.

Baca Juga: Panglima TNI Andika Perkasa Tunjuk Danjen Kopassus Baru

Lantas siapa sosok Brigjen Iwan Setiawan yang disebut sebagai orang nomor satu di Korps Baret Merah?

Lulusan Akademi Militer tahun 1992 dari kecabangan Infanteri ini lahir di Bandung, 16 Februari 1968 silam.

Iwan Setiawan memiliki banyak perjalanan karier di Kopassus. Jabatan yang terakhir ia duduki sejak 13 September 2021 adalah Wakil Asisten Latihan KSAD Bidang Kerjasama Militer.

Iwan pernah merasakan bertugas di Danyon 22/Grup 2/Kopassus pada 2008. Kemudian, dia pindah bertugas menjadi Wakil Komandan (Wadan) Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) selama 2012-2013.

Selang setahun Iwan Setiawan mendapatkan tugas untuk menjadi Komandan Brigade Infanteri (Danbrigif) 22/Ota Manasa.

Selain itu dia juga sempat dipindahtugaskan menjadi Komandan Pusdikpassus pada 2014-2015 dan Komandan Rindam (Danrindam) Jaya pada 2015-2016 lalu menjadi Komandan Resor Militer (Danrem) 052/Wijayakrama pada 2016-2018.

Iwan Setiawan sempat merasakan menjadi Perwira Menengah (Pamen) Detasemen Markas Besar AD (Denma Mabesad) selama dua tahun, yaitu 2018-2020 dalam rangka mengikuti Pendidikan Lemhannas.

Kemudian, dia dipindahkan sebagai Danrem 173/Praja Vira Braja pada 2020-2021 yang berada di bawah naungan Kodam XVII/Cendrawasih.

Terdapat kisah unik yang dimiliki jenderal bintang satu tersebut. Iwan rupanya menyukai hal yang menantang.

Baca Juga: Peneliti: Gletser Tertinggi Everest Mencair Cepat karena Krisis Iklim

Taklukan Gunung Everest

Kala dirinya berpangkat Letnan Satu (Lettu) dia menjadi pemimpin Tim Selatan untuk menaklukan Gunung Everest pada 1997 silam.

Danjen Kopassus saat itu, Prabowo Subianto yang menggagas rencana pendakian gunung tertinggi di dunia tersebut.

"Saya pada saat itu belum tahu apa itu Mount Everest. Bayangkan, kita naik gunung aja belum pernah, terutama gunung es," kenang Iwan dalam penaklukan Gunung Everest itu, dikutip dari Tribunnews, Rabu (30/3/2022).

Iwan melanjutkan, kala dirinya baru 100 meter, ia langsung muntah karena tak siap dengan cuaca yang dihadapinya.

"Saya baru berjalan 100 meter langsung muntah-muntah. Kaget dan memang tidak siap dengan cuaca dingin," terangnya.

Meski mengalami sakit di awal, Iwan pun tak menyerah karena merasa membawa mandat besar di pundaknya.

"Dan saya satu-satunya perwira Akmil yang memimpin. Tumpuan arah dari Pak Prabowo saat itu, termasuk negara, di mana saya bisa mengibarkan bendera merah putih," lanjutnya.

Ia mengisahkan dalam menaklukan gunung di hari kedua Iwan dan rombongan mendapatkan hal yang tak diharapkan. Iwan mengalami jatuh bangun.

"Saya terjatuh di ketinggian 8.500 m, begitu terjatuh saya terbayang istri saya sedang hamil besar. Saya berdoa untuk bisa selamat dan bisa kembali melihat istri saya melahirkan," tambahnya.

Baca Juga: Momen Kocak Istri Andika Perkasa Pura-pura jadi Pilot TNI AU Saat Jajal Pesawat Tempur

Ia mengisahkan berhasil mendaki Mount Everest tetapi kehabisan oksigen.

"Bayangkan nggak orang bisa hidup di ketinggian 8.500m dengan suhu minus 50 derajat?" ujarnya.

Berkat kekuatan doa, Iwan dan rombongan pun berhasil selamat dan mengibarkan Bendera Merah-Putih di Puncak Gunung Everest.

"Begitu kembali, berhasil, saya dijemput sama 20 jenderal waktu itu kemudian kita menjadi orang Asia pertama," tutur Iwan.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews


TERBARU