> >

Menkes: Usia di Bawah 18 Tahun Bisa Mudik Tanpa Perlu Tes Covid-19 Tapi...

Berita utama | 18 April 2022, 16:58 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers terkait hasil Rapat Terbatas tentang Evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (18/4/2022). (Sumber: Tangkapan layar siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah mengizinkan anak usia di bawah 18 tahun yang belum mendapatkan vaksin booster untuk ikut mudik Lebaran tanpa perlu menjalani tes Covid-19. Tapi syaratnya, harus sudah vaksinasi dua kali.

Pasalnya, anak usia di bawah 18 tahun memang belum bisa mendapatkan vaksin booster lantaran belum ada uji klinis lanjutan.

Demikian dikatakan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers terkait hasil rapat terbatas tentang evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (18/4/2022).

“Bapak Presiden juga mendengarkan dinamika dari masyarakat bahwa kita memang mensyaratkan booster kalau tidak mau dites antigen atau PCR untuk mudik. Tapi booster ini kan hanya diberikan ke di atas 18 tahun ke atas, jadi memang ada dinamika,” ucap Budi.

“Nah ini kalau anak-anak di bawah 18 tahun gimana mau di-booster kan juga belum boleh. Jadi akhirnya diputuskan oleh Bapak Presiden, anak-anak, remaja, kalau mau mudik belum di-booster enggak apa-apa, enggak usah dites antigen."

"Jadi bisa mendampingi orang tuanya untuk mudik tanpa perlu tes PCR atau antigen asal vaksinasinya sudah dua kali,” tambahnya.

Baca Juga: Warga KTP Non DKI Bisa Daftar Program Mudik Gratis dari Pemprov DKI

Menkes Budi mengatakan, berdasarkan riset, kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen.

“Artinya 99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi, bisa itu berasal dari vaksinasi maupun juga berasal dari infeksi,” ujarnya.

“Hal yang menarik, kita juga mengukur kadar antibodinya berapa. Jadi kalau di bulan Desember, kita lakukan secara survei, ordenya masih di angka ratusan titer antibodinya, sekitar 500-600. Di bulan Maret ini, ordenya sudah di angka ribuan, sekitar 7.000-8.000,” tambahnya.

Angka ini, kata Menkes Budi, menunjukkan bahwa banyak masyarakat tidak hanya sudah memiliki antibodi, tapi kadar antibodi yang tinggi.

“Sehingga kalau nanti diserang virus, daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko untuk masuk rumah sakit, apalagi risiko wafat,” ujarnya.

“Itu yang menyebabkan kenapa kami (pemerintah) percaya, bahwa Insya Allah Ramadan kali ini, mudik kali ini, bisa berjalan dengan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat kita,” tambahnya.

Baca Juga: ASN Pemprov DKI Boleh Mudik, tapi Dilarang Menggunakan Mobil Dinas

Kendati demikian, sesuai pernyataan Presiden Joko Widodo, Menkes mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu hati-hati dan waspada.

Karena masih belum banyak yang diketahui tentang virus Covid-19, ditambah lagi beberapa negara yang kasusnya masih tinggi.

“Seperti China, Hong Kong, itu kasusnya masih naik tinggi. Kalau kita, kasus hariannya 600, Korea Selatan itu masih ratusan ribu. Jadi tetap arahan dari Bapak Presiden, kita harus hati-hati dan waspada. Jangan sombong dan jumawa,” ujarnya.

“Kita bisa melakukan pergerakan dengan lebih normal tapi tetap harus hati-hati dan waspada,” tambahnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU