> >

Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Cold Cases, dan Temuan DNA

Aiman | 10 Mei 2022, 05:55 WIB
Aiman menelisik kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang (Sumber: KOMPAS TV)

Tapi pada kasus ini, hasilnya kembali NIHIL! CCTV di lokasi tidak ada, dan CCTV lain tidak bisa mendeteksi pergerakan dengan detail karena kualitas alat dan berbagai hal.

Pakar kejahatan alias kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Adrianus Meliala, mengungkapkan, bahwa pelaku kejahatan dalam pembunuhan ibu dan anak di Subang ini melakukannya dengan efisien.

Meski ia berada di TKP beberapa jam, sejak malam hingga menjelang pagi, tidak ada satu pun jejak yang berhasil terendus.

"Ia bisa jadi bukan siapa-siapa. Tapi faktanya, ia melakukan kejahatan ini dengan efisien!" ungkap Adrianus.

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengungkapkan kepada saya di program AIMAN, ada hal yang baru.

"Saya mendapat informasi, bahwa Kepolisian sudah mendapatkan DNA. DNA ini bisa jadi memang bukan pelaku atau sebaliknya, pelaku," kata Benny.

Bank Data DNA, Cold Cases, dan Personel Terpilih

Di sini saya berpikir bahwa memang kemungkinan ada DNA asing yang ditemukan polisi. Karena DNA keluarga pasti bisa dicocokkan.

Namun pertanyaannya, apakah DNA asing ini punya pelaku atau bukan? Masih panjang jalan pembuktiannya.

Sayangnya menurut Benny, Indonesia tidak memiliki bank data DNA. Jika punya, pengungkapan kasus kriminal akan jauh lebih mudah.

DNA adalah bagian dari tubuh manusia. Ia bisa dideteksi dari kulit ari yang terlepas, air liur, dan bagian tubuh manusia yang lain. DNA ini bersifat identik, dan bisa menentukan anggota keluarga yang sedarah.

Lalu pertanyaannya, kapan kasus ini bisa diungkap?

Ada adagium, tak ada kejahatan yang sempurna. Pasti ada celah untuk mengungkap sebuah kejahatan.

Tapi dalam pengungkapan, tak boleh ada istilah salah tangkap karena mengejar target penyelidikan. Penuntasan berbasis penyelidikan ilmiah menjadi kunci. Karena saat ini, nyaris tak ada yang bisa ditutupi.

Di negara maju sudah ada bank data DNA, sebagaimana pula ada direktorat khusus yang diisi oleh para personel terpilih untuk menyelidik kasus-kasus yang sulit dan tak terpecahkan alias cold cases. Indonesia sudah selayaknya mempertimbangkan pembentukan bank data DNA. Hanya untuk satu kata, keadilan!

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Penulis : Redaksi-Kompas-TV

Sumber : Kompas TV


TERBARU