> >

Ada 15 Anak Diduga Kena Hepatitis Akut Misterius, Pendidikan Nasional Masih Normal

Peristiwa | 11 Mei 2022, 11:32 WIB
Ilustrasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) soal PTM di tengah ancaman Hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak. (Sumber: Kompastv/Ant/Akbar Nugroho Gumay)

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Sejak 27 April 2022 hingga hari ini, Rabu (11/5/2022), sebanyak 15 kasus Hepatitis Akut Misterius telah terdeteksi di tanah air.

Bahkan, terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan jumlah pasien meninggal yang diduga akibat penyakit tersebut bertambah dari sebelumnya tiga orang menjadi lima orang.

Kendati demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia belum ada rencana untuk mengeluarkan rekomendasi penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) sebagai upaya pencegahan wabah hepatitis akut berat yang menyerang anak-anak.

"Kita akan terus lakukan kajian (PTM), seperti apa intensitas dari kasusnya. Tapi sementara ini IDAI belum bisa mengeluarkan rekomendasi untuk menunda PTM," kata Ketua IDAI Piprim Basarah dalam webinar yang digelar IDAI dengan tema Antisipasi Penyakit yang Muncul Setelah Lebaran, Selasa (10/5).

Untuk diketahui, penyakit pada anak-anak itu disebut sebagai Hepatitis Akut Misterius lantaran penyakit tersebut memiliki kemiripan dengan hepatitis, namun hingga kini belum bisa dipastikan oleh tenaga medis.

Tenaga medis baru menyimpulkan perdasarkan gejala yang dialami anak-anak tersebut sebelum meninggal dunia.  Namun belum ada penelitian lebih mendalam terhadap penyakit itu.

Piprim kemudian mengimbau para orangtua untuk lebih waspada saat anaknya hendak melakukan PTM.

Protokol kesehatan pada anak, lanjut dia, harus terus diterapkan dengan disiplin guna mencegah terinfeksi hepatitis akut yang hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya. 

"Hanya memang waspada saat anak-anak yang PTM dan protokol kesehatan harus tetap dilakukan oleh anak-anak kita," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua UKK Gastro-Hepatologi IDAI Muzal Kadim mengatakan, meski kasus hepatitis akut berat terus bertambah, namun belum cukup bukti wabah tersebut sampai harus menunda pelaksaan PTM.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU