> >

Jokowi Tawarkan Konsep Resilienssi Berkelanjutan Jawab Tantangan Risiko Bencana di GPDRR 2022

Berita utama | 25 Mei 2022, 11:49 WIB
Presiden Jokowi memberikan sambutan di Global Platform for Disaster Risk Reduction, Bali, Rabu (25/5/2022). (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)

BALI, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah Indonesia menawarkan pada dunia konsep resilienssi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana. Termasuk, menghadapi pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannnya di Global Platform for Disaster Risk Reduction, Bali, Rabu (25/5/2022).

“Pertama kita harus memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsive, dan adaptif menghadapi bencana, pendidikan aman bencana, serta kelembagaan pemerintahan dan yang sinergis dan tanggap darurat bencana harus menjadi prioritas kita bersama,” kata Jokowi.

Kedua, lanjut Jokowi, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi.

Sebab, akses pendanaan merupakan isu yang penting yang harus kita tangani secara serius.

Baca Juga: Pemprov DKI akan Undang Presiden Jokowi Hadiri Formula E

“Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama atau cooling fan serta penggunaan dana pembangunan di tingkat desa melalui dana desa untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan,” ujarnya.

Kemudian yang ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim.

“Selain mitigasi infrastruktur fisik seperti DAM, pemecah ombak, waduk, dan tanggul, infrastruktur hijau seperti hutan mangrove, cemara udang di pantai, dan vetiver untuk anti longsor, serta pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur,” ucap Jokowo.

“Perlindungan kepada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius,” tambahnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU