> >

Pengamat Usulkan Formula E Tak Sekadar Event Olahraga tapi Dikembangkan Jadi Sport Tourism

Peristiwa | 5 Juni 2022, 10:05 WIB
Pengamat dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia, Azril Azhar (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV — Pengamat dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia, Azril Azhari, mengusulkan ajang Formula E yang telah sukses dihelat pada Sabtu (4/6/2022) kemarin, dikembangkan menjadi pariwisata berbasis olahraga atau sport tourism.

Menurutnya, hal tersebut akan mengubah pandangan terhadap Formula E yang tidak hanya sebagai kegiatan sesaat guna mengejar prestasi, tetapi juga menjadi suatu event yang lebih berkelanjutan.

Artinya, wisatawan yang datang tak hanya mengikut ajang balapan atau sekadar menonton, tapi bisa merasakan pengalaman terbaik lainnya di Indonesia.

"Pengembangannya bersama-sama jadi sport tourism. Jadi mengadakan olahraga tapi juga bisa wisata bersama. Barangkali itu yang bisa kita kembangkan," kata Azril dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Akhir Pekan KOMPAS TV, Minggu (5/6/2022).

Lebih lanjut, ia mengatakan, sport tourism yang dimaksud bukan ke arah medical tourism tetapi lebih kepada wellnes tourism atau kebugaran.

Baca Juga: Gelaran Formula E Jakarta Dinilai Sukses, Pengamat: Jadi Ajang Kampanye 'Green Race'

Azril mencontohkan, salah satu sport tourism di Indonesia, seperti The Tour Singkarak yang mana wisatawan bisa ikut beramai-ramai menikmati alam di Sumatera sembari bersepeda.

Tak hanya itu, ia pun mencontohkan soal pengalaman lain seperti melakukan spa untuk para pembalap yang sudah bertanding.

Sehingga nantinya, wisatawan bisa mendapat pengalaman terbaik dari kunjungannya di Indonesia, tak sekadar mengunjungi tempat.

"Tidak hanya destinasi atau tempatnya saja, tapi pariwisata bisa memastikan the best experience (pengalaman terbaik)," ungkapnya.

Tak hanya menyoroti soal sport tourism, Azril juga mengatakan pentingnya pihak penyelenggara mengetahui soal dampak ikutan atau induced effect dari Formula E.

Sehingga nantinya penyelenggara bisa mengetahui secara pasti soal seberapa besar dampaknya terhadap masyarakat, salah satunya UMKM yang berada di sekitar lokasi penyelenggaraan.

"(Induced effect) pengaruhnya ke community based tourism (pariwisata berbasis masyarakat) di samping sustainable (berkelanjutan). Terutama pengaruh terhadap masyarakat, bukan investor. Kalau investor saya rasa oke, udah kuat hotel, kapal terbang, restorannya, tapi UMKM tadi, gimana?" tutur Azril.

Padahal menurutnya, UMKM itu bisa berkembang dengan mempengaruhi pendapatan per kapita dan penyerapan tenaga kerja.

Baca Juga: Selesai Nonton Formula E, Presiden Jokowi: Kalau Bisa Setiap Minggu Ada Terus

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU