> >

Potensi Koalisi PKB-PKS Disebut Susah di Level Grassroot, Ini Penyebabnya

Rumah pemilu | 9 Juni 2022, 14:22 WIB
Pertemuan PKB dan PKS pada 2021 lalu. Apakah mereka bersatu pada 2024 mendatang? Peneliti ungkap hal ini (Sumber: (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat dari PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, menilai bahwa rencana koalisi dua partai berbasis Islam, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa saja terjadi. Namun, ada faktor yang bisa jadi memberatkan.

“Dalam politik ya sah-sah aja mau koalisi dengan siapa pun. Paling pokok dasarnya punya kepentingan yang sama,” ujar Virdika kepada KOMPAS.TV Kamis (9/8/2022).

Meskipun begitu, Virdika mengingatkan, koalisi antara PKB-PKS ini akan sulit diterima di level basis massa masing-masing partai.

Virdika menyebut, PKB misalnya dengan basis masa warga NU mungkin akan sulit memahami jika partainya justru bergabung.  

“Hanya saja kalau dilihat dari sejarah dan keagamaan itu tampaknya ada beberapa hal yang tak sejalan antara basis PKB yang Nahdliyin atau warga NU, dan PKS yang dalam sejarahnya dekat dengan ihkwanul muslimin,” paparnya.

Penulis buku Menjerat Gus Dur (Numedia, 2019) ini lantas memaparkan, di leval basis massa partai, antara kedua partai tersebut bisa jadi akan sulit menerima keputusan koalisi ini.  

“Ini akan sulit di grassroot,” ungkapnya.

Baca Juga: Menanti Koalisi "Semut Merah" PKB dan PKS, Kecil tetapi Berasa

Politik Identitas Dua Partai 

Virdika lantas menambahkan, sejatinya kedua partai ini juga pernah melakukan koalisi.

"PKB dan PKS memang bukan hal yang baru bila koalisi. Pemilu 1999 dan masa kepemimpinan SBY juga keduanya masuk sebagai koalisi pemerintah. Tapi mesti diingat, sejak 2017 pilkada jakarta berubah," ungkapnya. 

Perubahan ini, kata Virdika, dilihat dari politik identitas yang kerap dimainkan dan potensi terjadi lagi pada pemilu 2024 mendatang. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU