> >

Jokowi Ungkap Ada Tujuh Pemimpin Negara yang Pernah Memohon Dikirimi Batubara dan Minyak

Berita utama | 21 Juni 2022, 15:18 WIB
Presiden Joko Widodo di Rakernas PDIP Perjuangan (Sumber: Tangkapan Layar Youtube PDIP/Ninuk)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo mengungkapkan setidaknya ada delapan pemimpin negara yang memohon agar dikirimi pasokan batubara hingga minyak goreng selama periode 2022.

Sebagaimana diberitakan, Presiden Jokowi memang memutuskan untuk stop ekspor batubara pada Januari 2022.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya di Rakernas II PDI Perjuangan Desa Kuat, Indonesia Maju dan Berdaulat, Selasa (21/6/2022).

“Waktu bulan Januari kita stop batubara itu, ada lima Presiden/Perdana Menteri yang telepon ke saya, 'Presiden Jokowi mohon kita dikirim batubaranya ini segera, secepatnya, kalau ndak ini mati kita, listrik kita mati, industri kita mati',” ungkap Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Ungkap 42 dari 60 Negara Sudah Menuju Ekonomi Ambruk: Kalau Semakin Tahu, Ngeri

Tidak hanya terkait dengan kebijakan stop batubara yang menuai respons negara lain. Jokowi mengatakan, kebijakannya menghentikan bahan baku untuk minyak goreng juga mengundang reaksi sejumlah pemimpin dunia.

“Waktu minyak goreng kita stop ekspor untuk kebutuhan dalam negeri dulu, batubara juga untuk kebutuhan dalam negeri dulu, ada dua presiden dan perdana menteri telepon saya juga,” kata Jokowi.

“Pak, ini kalau bapak dalam dua hari ini tidak dikirim, akan terjadi gejolak sosial politik di negara saya. Tolong bisa dikirimkan.”

Baca Juga: Jokowi: Terima Kasih, Seumur-umur Saya Tidak Pernah Berulang Tahun Dirayakan Seperti Tadi

Presiden Jokowi kemudian mengecek ketersediaan stok minyak goreng ada di angka tiga juta ton. Sementara permintaan dari kepala negara yang menghubungi sebesar 200 ribu ton.

“Oke, ya sudah, dikirim aja 120 ribu ton, jadi kita tahu posisi kita, tuh, ada di mana, kekuatan kita tuh ada di mana, di sini mulai kelihatan, batubara kita mempunyai kekuatan besar, CPO kita mempunyai kekuatan besar, nikel kita mempunyai kekuatan besar, tapi tidak bisa kita terus-teruskan yang namanya ekspor sudah bentuk bahan mentah, itu stop,” tegas Jokowi.

Baca Juga: Pengamat Lingkar Madani: Hasil Survei Litbang Kompas Bungkam ‘Lanjutkan’ Jokowi di 2024

“Harus mulai kita berani stop ekspor bahan mentah, kemudian kita buat barang jadi, ada industrialisasi, ada hilirisasi di situ. Itulah sebetulnya kekuatan besar kita sehingga nilai tambah itu ada di dalam negeri, lapangan kerja itu ada di dalam negeri, kalau kita kirim bahan mentah yang dapat nilai tambah negara lain, yang dapat lapangan pekerjaan negara lain, yang dapat pajak juga negara lain.”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU