> >

Ini Sejumlah Kekhawatiran YLKI Jika Beli Pertalite dan Solar Bersubsidi Gunakan Aplikasi MyPertamina

Sapa indonesia | 28 Juni 2022, 20:35 WIB
YLKI menyampaikan sejumlah saran berkaitan rencana keharusan menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli bahan bakar minyak (BBK) jenis Pertalite. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Meskipun, diakuinya, memang secara teknis, konon jika hanya digunakan untuk aktivitas seperti itu kualitas sinyalnya tidak terlalu kuat, dibandingkan dengan saat menelepon atau menerima telepon.

Ia juga membenarkan bahwa penggunaan aplikasi MyPertamina sebagai wujud dari subsidi BBM dengan sistem tertutup.

Baca Juga: Beli BBM Subsidi Wajib Pakai Aplikasi MyPertamina, DPR: Perhatikan yang Belum Punya Gawai

Tapi, dalam konteks ini harus ada redefinisi terhadap penerima subsidi terkait BBM tersebut.

“Apakah pengguna mobil, pengguna motor sekali pun memang layak menerima subsidi atau tidak.”

“Di Undang-Undang tentang energi, disebutkan secara eksplisit bahwa energi memang boleh disubsidi. Kedua, masyarakat yang berhak menerima subsidi adalah masyarakat tidak mampu,” tuturnya.

Ia mempertanyakan, apakah pengguna mobil dan pengguna sepeda motor merupakan masyarakat tidak mampu.

Jika konsisten dengan regulasi yang dibuat di level undang-undang, maka itu harusnya menjadi rujukan.

“Kalau masyarakat tidak mampu, merujuk pada data Kemensos, ya masyarakat miskin. Itu yang secara eksplisit berhak menerima subsidi.”

“Ini yang sebenarnya harus ada konsistensi dari kebijakan,” tegasnya.

Jika penggunaan aplikasi itu disebut untuk melindungi masyarakat, dan tidak menyebabkan inflasi, ia mengaku yakin perubahan penggunaan Pertalite menjadi Pertamax, yang artinya naik Rp5.500 per liter akan tetap berdampak.

“Jauh lebih besar dari kemarin pemerintah menaikkan Pertamax dari Rp9.500 ke Rp12.200, itu kan hanya tiga ribu. Kalau nanti kenaikannya Rp5.500, akan ada migrasi yang wajib, itu kan sangat besar.”

“Secara awam (akan menyebabkan inflasi),” tuturnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU