> >

Wacana Tarif Masuk Pulau Komodo Naik Jadi Rp3,75 Juta, Alasannya untuk Biaya Konservasi

Wisata | 4 Juli 2022, 23:55 WIB
Komodo menurut pemantauan IUCN dalam kondisi populasi yang stabil, diperkirakan berjumlah sekitar 1.383 ekor yang tersebar di habitat asli mereka. Ancaman kenaikan muka air laut membuat Komodo jatuh dari status Rentan ke status Terancam Punah. (Sumber: Mark Dumont/Wikipedia)

FLORES, KOMPAS.TV – Biaya konservasi menjadi salah satu alasan rencana menaikkan tarif masuk ke dua pulau di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rencananya, tarif masuk ke Taman Nasional Komodo akan dipatok seharga Rp3.750.000 per orang per tahun.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Zeth Sony Libing mengatakan, tujuan kenaikan tarif sebesar itu adalah untuk biaya konservasi dan lainnya.

Sony menjelaskan, hanya dua pulau yang mematok tarif masuk sebesar Rp3,7 juta yakni Pulau Komodo dan Padar.

Sementara untuk pulau lain yang juga menjadi habitat komodo, yakni Pulau Rinca dan pulau lainnya tidak berlaku.

"Uang Rp3,7 juta untuk biayai konservasi, pemberdayaan masyarakat lokal, peningkatan capacibility bagi pelaku pariwisata di kedua pulau itu, biaya monitoring dan pengamanan, kesehatan, pengelolaan sampah, kamar mandi, WC, serta air minum," ungkap Sony, kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur NTT, Senin (4/7/2022).

Baca Juga: 29 dari 40 Telur Komodo di Kebun Binatang Surabaya Menetas, Kini Total Ada 134 Ekor Komodo

Sony menambahkan, selain untuk beberapa hal tersebut, kenaikan tarif juga ditujukan untuk membiayai promosi, penerimaan negara bukan pajak dan Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Manggarai Barat.

"Biaya tiket masuk ke tempat itu dikenakan sebesar Rp3.750.000 per orang per tahun bagi wisatawan asing dan dalam negeri. Pemberlakukan itu akan dilaksanakan pada 1 Agustus 2022 mendatang," kata dia.

Pemprov NTT, kata Sony, telah menggandeng tim ahli dari Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Tarumanagara, dan ahli lingkungan.

Mereka mengkaji daya dukung dan daya tampung di Pulau Komodo dan Padar, dan hasilnya terjadi penurunan nilai jasa ekosistem di kedua pulau itu.

"Sehingga, perlu dilakukan konservasi untuk menutupi kerusakan atau pun hilangnya jasa ekosistem itu," ujar Sony.

Selama ini, kata Sony, jumlah pengunjung mencapai 300.000 sampai 400.000 orang ke atas per tahun.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com/Kompas TV


TERBARU