> >

Komisi III Sebut Masalah Kultural di Tubuh Polri Akibatkan Banyak Polisi Terlibat Kasus Sambo

Hukum | 19 Oktober 2022, 22:13 WIB
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Taufik Basari sepakat dengan pernyataan yang menyatakan ada problem kultural di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

 

Saat ditanya apakah banyaknya anggota Polri yang terlibat pada kasus Sambo karena pengaruhnya sebagai Kadivpropam atau akibat kultur polisi melindungi polisi, Taufik menyebut, keduanya menjadi faktor penyebab.

“Saya melihat dua-duanya, yang pertama yang menjadi problem mendasar memang soal kultur.”

“Tapi, di sisi lain, khusus  untuk kasus ini mungkin juga ada peran relasi kuasa yang dimiliki oleh Pak Sambo ini dengan pihak-pihak yang dia suruh menutup-nutupi kasus ini,” tuturnya.

Ia menambahkan, sebenarnya dari kasus ini, kita bisa melihat polanya, dengan cara menanyakan langsung pada orang-orang yang terlibat.

“Kenapa mereka tidak melawan, kenapa mereka mau melakukan hal ini, itu yang harus digali juga, supaya kita bisa dapatkan polanya seperti apa.”

“Ketika kita sudah dapatkan polanya, berarti kita bisa mendapatkan akar masalahnya seperti apa, apakah benar-benar karena pengaruh Sambo atau ada persoalan budaya,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, mengatakan, adanya relasi kuasa pada kasus Ferdy Sambo membentuk subkultur buruk di lingkungan itu.

“Kalau saya melihat ini satu bentuk relasi kuasa yang terbangun, karena memang kewibawaan atau kekuasaan yang dimiliki oleh FS, Ferdy Sambo,” tuturnya dalam Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (19/10/2022).

“Kemudian di sana terbentuk kultur subkultur yang buruk.”

Baca Juga: Tanya Sambo ke Arif Rahman Kenapa Enggak Berani Tatap Matanya

Menurutnya, kultur baik memang merupakan sesuatu yang relatif, namum kemudian terbentuk subkultur yang buruk dan tidak sejalan dengan kode etik.

Salah satu subkultur tersebut adalah penyataan siap untuk melaksanakan semua perintah.

“Biasa juga ketika itu keliru, mereka jadi permisif untuk menerima itu sebagai sesuatu yang harus dijalankan,” lanjutnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU