> >

Dugaan Kesalahan Produksi dan Pergantian Bahan Baku Obat Sirup di Kasus Gagal Ginjal Akut

Kesehatan | 24 Oktober 2022, 12:02 WIB
Ilustrasi gagal ginjal akut pada anak. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Obat sirup di Indonesia sudah digunakan selama puluhan tahun. Namun baru saat ini terjadi kasus gagal ginjal akut pada anak, yang diduga akibat cemaran zat kimia dalam sirup. Yaitu ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).

Dalam konferensi persnya akhir pekan lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, zat-zat tersebut sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh selama masih dalam batas aman. 

"Namun bisa jadi berbahaya jika terjadi kesalahan produksi pada bahan baku pelarut obat sirup," kata Budi dikutip dari tayangan Kompas TV

Sementara itu, Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, belum bisa dipastikan ada tidaknya keterkaitan antara gagal ginjal akut dengan konsumsi obat berbentuk sirup, terutama yang mengandung parasetamol.

Baca Juga: Ini Daftar 23 Obat Sirup yang Aman Tanpa Kandungan Etilen Glikol

Lantaran sampai saat ini Kementerian Kesehatan bersama BPOM dan pihak terkait juga masih meneliti keterkaitan antara gagal ginjal akut dengan senyawa tersebut dalam kandungan obat.

 

“Ini masih jadi misteri. Kejadian gagal ginjal akut kok baru ada belakangan ini, padahal penggunaan sirup obat parasetamol sudah cukup lama dan aman digunakan,” kata Zullies seperti dikutip dari laman resmi UGM, Senin (24/10/2022).

Zullies menjelaskan, EG dan DEG merupakan satu cemaran yang bisa dijumpai dalam bahan baku pelarut pada obat sirup. 

Pada obat parasetamol dan banyak obat lainnya yang sukar larut air diperlukan bahan tambahan untuk kelarutan, biasanya di Indonesia digunakan propilen glikol atau gliserin. Bahan baku propilen glikol atau gliserin ini dimungkinan  mengandung cemaran zat tersebut.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU