> >

Waspadai Cuaca Ekstrem Efek Badai Tropis 93S Terutama di Sumatera dan Jawa

Peristiwa | 3 November 2022, 14:06 WIB
Ilustrasi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak Badai Tropis 93S yang dapat memicu cuaca ekstrem di Sumatera dan Jawa. (Sumber: Antaranews)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak Badai Tropis 93S yang dapat memicu cuaca ekstrem di Sumatera dan Jawa.

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Dr Erma Yulihastin mengatakan, cuaca ekstrem berupa angin kencang mengancam sejumlah wilayah di Sumatera, terkhusus Sumatera bagian utara.

"Cuaca ekstrem dapat ditunjukkan melalui hujan yang turun dengan intensitas bervariasi dari sedang hingga ekstrem yang juga dapat terjadi secara sporadis maupun persisten," jelasnya di Jakarta, Kamis (3/11/2022), dikutip dari Antara.

Hujan sporadis terjadi dalam durasi singkat kurang dari satu jam, namun memiliki intensitas yang tinggi.

Sementara, hujan persisten terjadi apabila durasi hujan lebih dari enam jam dengan intensitas bervariasi dari hujan ringan hingga ekstrem.

Pembentukan Badai Squall Line

Erma lebih lanjut menerangkan, hujan ekstrem disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah tersebut karena pembentukan badai berpola garis-garis hujan atau disebut squall line yang pada awalnya terbentuk di sepanjang pesisir barat Sumatera dari Aceh hingga Bengkulu.

Badai squall line yang terbentuk di Sumatera bagian utara bahkan berpotensi terus menjalar menuju timur laut hingga mencapai Selat Malaka dan menimbulkan hujan ekstrem dan angin kencang di sejumlah wilayah di Malaysia.

Baca Juga: Waspada Ancaman Cuaca Ekstrem BMKG, Ini 25 Wilayah Berpotensi Terdampak

Kondisi itu dapat bertahan hingga beberapa hari karena dipengaruhi oleh prakondisi pembentukan badai vorteks di Samudra Hindia dekat dengan bagian utara Sumatera.

"Masyarakat di Sumatra bagian utara diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan cuaca ekstrem yang dapat terjadi karena dipicu oleh pembentukan badai tersebut," katanya.

Badai Vorteks

Pola cuaca di Indonesia sekarang masih memiliki pola yang mirip dengan bulan Oktober 2022 yang lebih banyak dipengaruhi oleh dinamika badai vorteks di Samudra Hindia.

Pembentukan dan peluruhan badai vorteks inilah yang akan menjadi pengontrol utama cuaca, sehingga hujan deras dan angin kencang berpotensi dapat terjadi di Indonesia bagian barat terutama Sumatera dan Jawa.

Adapun Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN mengembangkan Kajian Awal Musim Indonesia Jangka Madya (Kamajaya) berbasis data dari Decision Support System untuk mengetahui potensi musim di Indonesia.

Data tersebut menunjukkan selama periode dasarian pertama (1-10 November) terdapat potensi pembentukan badai vorteks di Samudra Hindia dekat Sumatera. Hal ini dibuktikan dengan pemantauan terhadap satelit awan Himawari.

“Berdasarkan hasil pemantauan itu, hari ini telah terjadi pembentukan badai vorteks yang telah masuk dalam kategori depresi tropis atau bibit siklon tropis yang dinamakan 93S di Samudra Hindia dekat Sumatra bagian tengah,” terang Erma Yulihastin.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU