> >

Alasan Jokowi Tak Lakukan Lockdown saat Pandemi, Negara Tak Bisa Beri Bantuan Rakyat

Peristiwa | 26 Januari 2023, 12:04 WIB
Presiden Jokowi Buka Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia, Bogor, 17 Januari 2023 (Sumber: Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi buka-bukaan alasan dirinya tak melakukan kebijakan lockdown di awal penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, Kamis (26/1/2023).

Pernyataan ini diungkapkan oleh Kepala Negara dalam Rapat Koordinasi Nasional Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta hari ini.

Jokowi mengungkapkan sebanyak 80 persen anggota kabinet Indonesia Maju padahal telah meminta untuk memberlakukan aturan lockdown agar bisa menekan laju Covid-19.

"Pada saat memutuskan lockdown atau enggak lockdown, rapat menteri 80 persen, 'Pak, lockdown', karena semua negara memang melakukan itu. Enggak dari DPR, enggal dari partai, semuanya lockdown," terang Jokowi.

Meski demikian, Jokowi akhirnya memutuskan untuk tak menerapkan kebijakan lockdown.

Baca Juga: Alasan Vaksin Booster Kedua Tetap Penting Meski Kasus Covid-19 Melandai

"Coba saat itu, misalnya kita putuskan lockdown. Hitungan saya dalam dua atau tiga minggu, rakyat sudah enggak bisa, enggak memiliki peluang untuk mencari nafkah," tuturnya.

"Semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi. Rakyat pasti rusuh. Itu yang kita hitung sehingga kita putuskan saat itu tidak lockdown," lanjut Jokowi.

 

Tekanan dari berbagai pihak membuatnya harus bersemadi selama tiga hari untuk memecahkan masalah ini sebelum memutuskan untuk melakukan lockdown.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU