> >

Pilot Susi Air Diduga Disandera KKB, Pendekatan Dialog Diutamakan demi Keselamatan Sandera

Peristiwa | 9 Februari 2023, 22:05 WIB
Media internasional arus utama dunia hari Selasa, (7/2/2023) ramai memberitakan penculikan dan penyanderaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang menamakan diri kelompok separatis Papua. (Sumber: Tribun Network)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pendekatan dengan cara persuasif atau dialog didorong dalam upaya penyelamatan pilot Susi Air asal Selandia Baru Phillip Merthens yang diduga disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). 

Menurut Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid, hal ini sangat penting karena menyangkut keselamatan dari sandera. 

"Yang paling penting mungkin adalah pilihan pendekatan untuk pembebasan sandera. Apakah memang mau menggunakan kekuatan pendekatan keamanan atau pendekatan dialog? Yang saya kira ini akan sangat menentukan nasib dari pilot yang berada dalam sandera," kata Usman dalam program Kompas Petang, Kamis (9/2/2023). 

Dia juga menambahkan, apabila benar bahwa pilot Susi Air disandera, hal ini sudah jelas melanggar berbagai hukum internasional. 

"Penyanderaan seseorang apalagi sampai eksekusi, itu jelas dilarang dalam hukum internasional. Dalam berbagai konvensi termasuk konvensi Jenewa, itu dilarang adanya penyanderaan," tambahnya. 

Hal senada juga diungkapkan mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Laksda (Purn) Soleman Ponto. 

Soleman berpendapat, dialog penting dilakukan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh KKB. 

"Ya pertama memang ada baiknya diadakan dialog terlebih dahulu. Kita cari apa maksudnya, maunya apa, itu dulu yang harus dilakukan," tutur dia. 

"Kalau pun ini adalah upaya dari para pemberontak ini untuk mencari dukungan internasional, ini justru akan menjadi kontradiktif. Mereka justru akan menjadi musuh bersama," terangnya. 

Baca Juga: Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air, Ini Tiga Tantangan yang Harus Dihadapi TNI-Polri

Soleman menambahkan, apabila nantinya diputuskan penyelamatan sandera dengan pendekatan keamanan, pihak yang ditugaskan harus berhati-hati karena tidak diketahui berapa jumlah orang yang melakukan penyanderaan. 

Selain itu, upaya penyelamatan juga harus dilakukan dengan cermat dengan mengutamakan keselamatan sandera. 

"Kan ini yang dibebaskan satu orang, tetapi kita tidak tahu yang menyandera ini berapa orang. Jadi ini random juga. Apa mau diturunkan satu regu, atau satu batalion, saya tidak tahu informasi ada berapa orang yang di belakang yang melakukan penyanderaan ini dan itu sangat-sangat penting," lanjut Soleman. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU