> >

Survei LSI Denny JA: Hanya PKB dan PKS Parpol Islam yang Lolos ke Senayan di Pemilu 2024

Rumah pemilu | 17 Maret 2023, 19:28 WIB
Ilustrasi.  (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Lembaga survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, mengumumkan hasil survei terbarunya terkait partai politik (parpol) Islam yang lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen sebesar empat persen, pada Pemilu 2024. 

Hasil survei menunjukkan hanya dua parpol Islam yang diprediksi lolos ke Senayan pada Pemilu 2024, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Baca Juga: PPATK Berencana Bentuk Tim Kolaboratif untuk Antisipasi Dana Ilegal di Pemilu

"PKB dengan elektabilitas 8 persen dan PKS 4,9 persen," kata peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (17/3/2023). 

Ia menjelaskan, partai yang disebut berbasis Islam total ada tujuh yaitu PKB, PKS, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat (Gelora) dan Partai Ummat. 

Sementara itu, yang dipersepsikan partai terbuka atau nasionalis yaitu PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai NasDem, Partai Persatuan Indonesian Raya (Perindo), PSI, Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN).

Ade mengatakan, untuk melihat dukungan suara yang diberikan responden, pihaknya membagi partai berbasis Islam dan partai nasionalis dalam empat segmen.  

Segmen pertama, partai papan atas atau partai yang memiliki dukungan di atas 10 persen. Hanya ada tiga partai yang masuk dalam segmen partai papan atas ini yakni PDIP dengan elektabilitas 22,7 persen. 

Lalu, Golkar 13,8 persen dan Gerindra dengan elektabilitas 11,2 persen.

Baca Juga: PDIP Sindir Gerindra soal Prabowo: Kalau Pengalaman Jadi Capres, Ya Sukses di Pemilu

"Dari kategori papan atas ini, ketiga partai ini adalah partai terbuka atau nasionalis. Jadi, tidak ada partai berbasis Islam yang dapat dukungan di atas 10 persen," ujarnya.

Kemudian segmen partai papan tengah atau partai dengan dukungan 4-10 persen. Ada dua parpol berbasis Islam yang masuk segmen papan tengah dan dua lainnya adalah partai nasionalis. 

"PKB dengan elektabilitas 8 persen dan PKS 4,9 persen. Sedangkan partai nasionalis ada Demokrat 5 persen dukungannya dan NasDem dengan 4,4 persen. Jadi, empat partai yang masuk kategori papan tengah," ujarnya.

Selanjutnya, kategori papan bawah atau perolehan dukungan 1 sampai 4 persen, diisi dua parpol Islam dan satu lainnya nasionalis. 

"Dua partai Islam itu pertama, PPP dengan 2,1 persen, PAN 1,9 persen. Kemudian partai yang dikategorikan nasionalis, Perindo dengan dukungan 2,8 persen," kata Ade. 

Terakhir, ada segmen parpol burem atau tak memiliki masa depan yang cerah di pesta demokrasi nanti, karena elektabilitas mereka hanya nol koma.

Baca Juga: Mendagri Tito: Bila Perppu Tak Disetujui DPR Berpotensi Pemilu 2024 Ditunda

Ada tiga partai Islam yang masuk kategori ini antara lain, PBB dengan 0,3 persen, Partai Ummat 0,3 persen dan Gelora 0,1 persen. 

Sementara untuk partai nasionalis yaitu PSI dengan dukungan 0,5 persen, Garuda dengan dukungan 0,3 persen, lalu Hanura dengan 0,1 persen, Partai Buruh 0,1 persen, dan terakhir PKN 0,1 persen. 

Ade menjelaskan, dari hasil keseluruhan survei LSI Denny JA pada periode Januari 2023 lalu, partai yang berbasis Islam memperoleh total dukungan 17,6 persen. Sementara dukungan bagi partai terbuka atau nasionalis mencapai 61,0 persen. 

"Memang kalah jauh antara perolehan gabungan partai yang basis Islam dengan partai terbuka atau nasionalis. Kalau rasio antara 17,6 persen dengan 61,0 persen, ini kira-kira rasionya 1 banding 3,5. Jadi, memang cukup jauh," katanya.

Menurut dia, bila parpol Islam tak melakukan gebrakan jelang pesta demokrasi nanti, hasil ini pun akan tercermin di Pemilu 2024.

"Dengan hasil seperti itu, pada Pemilu 2024, kita memprediksi total dukungan atas partai berbasis Islam potensial terkecil sepanjang sejarah partai Islam ikut pemilu terbuka dan secata demokratis," katanya.

Baca Juga: Bawaslu Antisipasi Penggunaan Dana Ilegal pada Pemilu 2024

Survei LSI Denny JA dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan margin of error sebesar 2,9 persen.  

Survei dilakukan pada 4-15 Januari 2023. Metode yang digunakan dalam survei adalah acak bertingkat atau multistage random sampling.
 

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU