> >

Muhammadiyah Bentuk Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis, Telaah Isu Keumatan dan Kebangsaan

Peristiwa | 26 Maret 2023, 19:06 WIB
Foto bersama sejumlah pengurus Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Muhammadiyah. (Sumber: Dok. Muhammadiyah)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027 resmi membentuk badan baru, yakni Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS).

Lembaga ini ditujukan untuk menelaah isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan demi menentukan pemosisian syarikat Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa empat isu strategis yang perlu menjadi perhatian LKKS nanti adalah sistem gerakan Muhammadiyah, organisasi dan kepemimpinan, jaringan dan sumber daya, serta aksi dan pelayanan.

“Kajian mengenai hal ini diharapkan bisa membaca realitas umat yang sesungguhnya, aspek yang strategis dan punya dampak luas bagi pemajuan umat Islam. Tidak terjebak pada tarik-menarik representasi umat Islam,” kata Haedar dalam rilis yang diterima Kompas TV, Minggu (26/3/2023).

Baca Juga: PP Muhammadiyah Tolak Kedatangan Timnas Israel: Jika Menolerir Penjajah, Khianati Konstitusi

Empat isu strategis itu diharap dapat diformulasikan untuk menjawab tantangan-tantangan Muhammadiyah, baik eksternal atau internal. LKKS diharap dapat mengangkat realitas baru tentang kenyataan umat Islam di bidang politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan lain-lain.

LKKS pun diharap akan melakukan kajian-kajian strategis yang penting dan berdampak besar pada masa depan Muhammadiyah, umat, dan bangsa Indonesia.

Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa LKKS diharap dapat merespons isu-isu strategis terkait kebangsaan dan global secara komprehensif, berbasis data dan evidence.

Mu'ti menegaskan, Muhammadiyah harus mampu menghadirkan proposal kebijakan bagi negara, kendati dengan cara yang berbeda dari partai politik.

Mengenai peran kemitraan, Mu'ti menyebut LKKS dapat memainkan peran untuk membangun kemitraan yang tidak hanya sporadis, termasuk untuk mengakomodasi berbagai konsep seperti internasionalisasi Muhammadiyah.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU