> >

Pemerintah Diminta Menggunakan Pendekatan Marga untuk Membebaskan Pilot Susi Air

Politik | 28 Maret 2023, 06:40 WIB
Kelompok Kriminal Bersenjata membagikan informasi terbaru mengenai kondisi pilot Susi Air bernama Philip Max Mehrtens yang telah sebulan disandera. (Sumber: Dok. OPM/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah diminta mengedepankan pendekatan marga dalam menangani penyanderaan pilot Susi Air oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang dipimpin Egianus Kogoya.

Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli KSP Bidang Politik dan Keamanan Lenis Kogoya saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (27/3/2023).

”Kalau di sana ada Kogoya, berarti ya Kogoya tanggung jawab untuk cari dia dan bertemu. Kalau marga Wenda, ya Wenda cari lagi. Jadi, masing-masing tanggung jawab untuk koordinasi dan balik kepada keluarga masing-masing untuk mengamankan situasi keamanan di tanah Papua,” ujar Lenis Kogoya dikutip dari Kompas.id.

”Memang pola pikirnya Egianus ini, kan, memperjuangkan Papua merdeka, melepaskan dari NKRI. Pola pikirnya mereka. Kalau saya ini, bagaimana untuk merdeka dalam pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Nah, cuma visinya sama: kesejahteraan,” tambah Lenis.

Baca Juga: Panglima TNI soal Upaya Pembebasan Pilot Susi Air: Kami Tak Mau Frontal, Tetap Pendekatan Persuasif

Lenis menegaskan, marga Kogoya masih berupaya melakukan pendekatan kekeluargaan dengan Egianus. “Hal yang positif harus pendekatan, kalau negatif ya kita baku perang. Kita langkah positif dulu. Kalau mereka menyerang, ini seperti apa positif dan negatifnya. Sekarang pendekatan positif dulu dengan hati.“

Ia juga bercerita kepada Presiden, penyanderaan itu terjadi setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air PK-BVY saat mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro pada 7 Februari 2023 pukul 06.17 WIT.

Sebagai saudara satu marga, Lenis meminta agar Egianus dan masyarakat Papua tidak saling membunuh. 

“Kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak, janganlah pembunuhan, enggak baik.“

”Mari kita bangun, karena sudah dikasih provinsi. Dari satu provinsi, dua provinsi, sekarang enam provinsi. Ngapain kita berantem, bunuh-bunuh orang terus? Kami akan, lembaga adat akan kejar mereka,” ujar Lenis.

Baca Juga: Dikabarkan Kesehatan Pilot Susi Air Menurun, Aparat Sudah Siapkan Tim Medis

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.id


TERBARU