> >

Sudah 8 Tahun Kasus Kematian Akseyna Mahasiswa UI yang Tenggelam di Danau Kenanga Masih Misteri

Hukum | 29 Maret 2023, 06:30 WIB
Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa Universitas Indonesia yang ditemukan meninggal dunia di Danau Kenanga, Kampus UI Depok, 26 Maret 2015, akibat pembunuhan. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kematian Akseyna Ahad Dory (19), mahasiswa Universitas Indonesia yang ditemukan tewas di Danau Kenanga UI masih misteri. 

Sudah delapan tahun kasus kematian misterius Akseyna belum juga terungkap, namun keluarga tidak menyerah untuk mencari keadilan.

Mahasiswa UI jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA itu ditemukan meninggal dunia di Danau Kenanga, UI Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015. 

Saat pertama kali ditemukan, Akseyna diduga bunuh diri. Namun, belakangan polisi menyebut bahwa Akseyna merupakan korban pembunuhan.

Baca Juga: Momen Keluarga Hasya Mahasiswa UI Terima Surat Pencabutan Status Tersangka

Ayah Akseyna, Marsekal Pertama TNI (Purn) Mardoto menyatakan keluarga tidak akan menyerah dan tetap berusaha untuk menyikap tabir kematian putranya. 

Menurut Mardoto pihaknya masih mendapat informasi dari netizen terkait kematian misterius Akseyna.

"Keluarga tidak pernah menyerah, tetap kumpulkan info dari netizen. Masih ada yang memberikan. Saya tetap berusaha sebisa mungkin dan seterusnya sampai (misteri kematian Akseyna) terbuka," ujar Mardoto, Selasa (28/3/2023). Dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut Mardoto meminta kepolisian tidak setengah hati dalam melakukan penyelidikan kematian putranya.

Baca Juga: Janggalnya Pembunuhan Mahasiswa UI, Akseyna | Podcast Aiman Wijaksono #8

Sebab selama delapan tahun ini perkembangan penyelidikan kasus kematian misterius Akseyna hanya jalan di tempat.

Kepolisian kesulitan mengungkap kasus tersebut lantaran kondisi tempat kematian korban sudah rusak akibat dimasuki orang yang tidak berkepentingan.

"(Progress kasusnya) memang masih jalan di tempat, masih me-report penyelidikan, tapi sudah menjadi atensi. Sudah bagus, sudah penyelidikan," ujar Mardoto.

Pembunuhan Akseyna 

Hingga kini pelaku pembunuhan Akseyna belum juga terungkap. Orang yang pertama kali menemukan jasad Akseyna adalah seorang mahasiswa UI bernama Roni pada Kamis (26/3/2015) sekitar Pukul 09.00 WIB.

Jenazah Akseyna mengambang di Danau Kenanga dan mengenakan ransel berisi batu-batu.

Baca Juga: Hari Ini 6 Tahun Lalu, Jasad Akseyna Ditemukan di Danau UI, Misteri Pembunuhannya Belum Terungkap

Butuh empat hari bagi pihak Polresta Depok untuk mengidentifikasi jasad yang telah rusak itu. 
Identitas Akseyna terungkap setelah orang tua korban yang datang dari Yogyakarta mengenali bentuk hidung korban.

Selain itu, almarhum juga mengenakan pakaian dan sepatu pemberian orang tua saat meninggal. Pakaian ini memperkuat keyakinan pihak keluarga Akseyna.

Awalnya, polisi menduga Akseyna bunuh diri setelah menemukan surat wasiat tertempel di dinding kamar indekos Akseyna.

Surat tersebut sempat diperiksa oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Pada 6 Mei 2015 pihak kepolisian mengatakan tulisan itu identik dengan tulisan Akseyna.

Surat wasiat Akseyna Ahad Dori, korban pembunuhan di Danau Kenanga, UI Depok 26 Maret 2015. (Sumber: Kompas.com)

Belakangan, penyidik memanggil saksi ahli tulisan tangan atau grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi. Deborah menyatakan, surat wasiat itu bukan tulisan tangan Akseyna.

Deborah menjelaskan, ada dua bagian tulisan di surat wasiat itu. Bagian pertama identik dengan tulisan almarhum. Sedangkan tulisan kedua adalah milik orang lain.

Ia menganalisa tulisan dan tanda tangan di surat wasiat itu melalui pembesaran mikroskopik 200 kali.

Tak cuma itu, hasil visum juga menguatkan kecurigaan itu. Akseyna diduga tidak sadarkan diri sebelum dibuang ke Danau Kenanga UI.

Baca Juga: Mahasiswa UI Ditemukan Tewas di Apartemen Kebayoran Baru, Sempat Unggah Permohonan Maaf ke Keluarga

Pihak kepolisian menemukan paru-paru Akseyna berisi air dan pasir. Lalu, ada robekan di bagian tumit sepatu Akseyna. Bukti terakhir itu menunjukkan ada orang lain yang menyeret korban.

Hasil visum juga memperlihatkan ada luka-luka tidak wajar ditemukan pada wajah Akseyna. 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menilai ada kejanggalan jika korban melakukan bunuh diri dengan cara tenggelam. 

Menurutnya bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri sangat lambat untuk korban kehilangan nyawa.

Dalam catatannya korban bunuh diri lebih memilih cara yang lebih cepat, seperti lompat dari atap gedung atau gantung diri.

Polisi sempat membuka kembali penyidikan kasus ini pada 2020. Hal ini terungkap dari pernyataan Mardoto, ayah Akseyna pada Rabu (12/2/2020). Namun, hingga kini misteri pembunuhan ini belum juga terungkap.

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU