> >

Ratu Tisha Bantah Isu PSSI Sengaja Mundur dari Piala Dunia U20: Sudah Terlalu Banyak Investasi

Peristiwa | 1 April 2023, 22:32 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) berbicara dengan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (tengah) dan Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria (kanan) saat meninjau renovasi Stadion Si Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/3/2023). (Sumber: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua 2 PSSI Ratu Tisha menepis isu pemerintah atau PSSI sengaja mundur dari tuan rumah Piala Dunia U-20. Terkait mendadaknya rangkaian kegagalan Indonesia berlaga dan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, PSSI mengaku hanya bisa mengikuti keputusan FIFA.

Ratu Tisha menegaskan, sejak awal PSSI sudah menandatangani banyak dokumen perjanjian sebagai bentuk komitmen menjadi tuan rumah.

“Jadi pastinya FIFA memiliki pertimbangan tertentu terhadap situasi terkini seperti apa, yang mana nantinya itu bisa berpengaruh kepada keputusan yang diambil oleh FIFA, saat itu adalah pembatalan dulu untuk melihat folder notice yang akan terjadi di kemudian hari,” ujarnya, Sabtu (1/4/2023).

Baca Juga: Jokowi Perintah PSSI Siapkan Blueprint Transformasi Sepak Bola untuk FIFA

Menurut Ratu Tisha, keputusan terakhir ada di FIFA. Tidak pernah terpikir pemerintah atau PSSI sengaja mundur karena terlalu banyak investasi yang dikeluarkan.

“Kita sudah menanti Piala Dunia ini untuk dilaksanakan, terlalu banyak partisipasi dan partnership oleh stakeholder untuk menyukseskan ini,” ucapnya.

Tisha juga menjabarkan dampak yang bisa dirasakan Indonesia jika mendapat sanksi terberat, yakni suspensi atau pembekuan keanggotaan Indonesia sebagai anggota FIFA. Ia menilai, bermain sepak bola dengan negara lain penting untuk meningkatkan kualitas, sehingga tidak hanya jago kandang.

Baca Juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Eks Ketum PSSI Edy Rahmayadi Beri Tanggapan

“Makanya mini turnamen junior turnamen-turnamen kita butuh juga ke depan, yang seperti apa cita-cita di level dunia. Jadi apabila hanya main sendiri kan hanya diri kita sendiri (yang tahu) kualitasnya, tidak bisa dibandingkan dengan yang lain,” tuturnya.

Ia menegaskan, bukan hanya bantuan program atau dana yang diperlukan, melainkan juga akses dan kesempatan bermain di dunia internasional.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU