> >

Kasus Covid-19 Varian Baru Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

Peristiwa | 18 April 2023, 00:06 WIB
Apa itu sub varian Covid 19 Arcturus yang ditemukan di Indonesia, berikut gejalanya (Sumber: the economics)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 7 kasus penularan Covid-19 subvarian baru XB.1.16 atau subvarian Arcturus ditemukan di Indonesia. 

Juru Bicara Kementerian Kesehatan M Syahril mengatakan, gejala yang timbul dari pasien yang tertular subvarian Arcturus hampir sama dengan gejala akibat subvarian sebelumnya, yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, dan sulit menelan. 

Namun, pada sejumlah kasus ditemukan gejala lain seperti mata merah dan muncul kotoran mata.

Pemerintah menyarankan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan Covid-19 secara mandiri melalui tes usap cepat, yakni dengan tes antigen. 

”Jika mengalami gejala atau melakukan kontak erat dengan orang memang sedang sakit Covid-19 disarankan untuk melakukan pemeriksaan. Itu bisa dilakukan dengan pemeriksaan mandiri. Upaya ini sebagai langkah deteksi dini,” katanya dikutip dari Kompas.id, Senin (17/4/2023).

Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Infokan Status Vaksinasi Covid-19 Tak Lagi Jadi Syarat Naik Kereta Api!

Kepala Tim Kerja Produk IPD Impor Direktorat Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Edi Setiawan mengatakan, masyarakat diharapkan secara aktif bisa melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukan melalui tes antigen mandiri, terutama jika dari pemeriksaan menunjukkan hasil positif. 

Alat tes cepat antigen dapat dibeli melalui toko alat kesehatan, apotek, ataupun tempat lain yang memiliki izin distribusi alat kesehatan. Pembelian alat di tempat yang resmi perlu diperhatikan agar standar dan kualitas dari alat yang dijual dapat terjamin.

Selain itu, produk yang dibeli juga harus memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan. Nomor izin edar dengan kode AKD untuk produk dalam negeri dan kode AKL untuk produk impor.

”Tes cepat antigen mandiri yang digunakan hanya disarankan dengan metode nasal yang hanya dengan memasukkan alat ke hidung. Dengan alat ini tidak perlu sampai masuk ke nasofaring. Pemeriksaan yang harus memasukkan alat sampai ke nasofaring hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten,” kata Edi.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.id


TERBARU