> >

Berita Populer 1 Mei 2023: Hari Buruh Internasional hingga Bapak Bunuh Anak di Gresik

Peristiwa | 2 Mei 2023, 05:00 WIB
Aliansi buruh telah memadati kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2023) untuk memeringati Hari Buruh Internasional. Sebanyak 7 tuntutan disampaikan dalam aksi hari ini. (Sumber: Kompas.com/Rizky Syahrial)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut adalah tiga berita terpopuler pada hari Senin, 1 Mei 2023. 

1. Hari Buruh Internasional

Berita pertama, memperingati hari buruh internasional, massa gabungan kelompok buruh berdatangan ke titik aksi damai di kawasan Medan Merdeka Barat Jakarta.

Massa buruh datang di Patung Kuda, Jakarta pada sekitar pukul 10.00 WIB dengan membawa atribut hingga banner berisi poin-poin tuntutan kesejahteraan buruh.

Personel gabungan TNI-Polri juga dikerahkan untuk mengamankan jalannya demonstrasi agar tertib. 

Baca Juga: Ucapkan Selamat Hari Buruh Internasional, Jokowi: Momen Tingkatkan Kesejahteraan Buruh dan Pekerja!

2. PKS Pertanyakan Buruh Dukung Ganjar Pranowo

Berita kedua, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pertanyakan aktivis buruh yang mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam pemilu 2024 nanti.

PKS menilai Ganjar merupakan kader partai yang usulkan UU Cipta Kerja dan dicap sebagai bapak upah murah Indonesia yang dinilai sangat tidak mendukung kesejahteraan buruh.

Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS, Indra menilai dukungan 'buruh' terhadap Ganjar tersebut terasa aneh. 

"Harus dicatat ya, secara substansi, isu kita sama. Karena ideologi perjuangan pembelaan terhadap buruh itu sama. Bagaimana menyejahterakan buruh di Indonesia, menciptakan hubungan yang berkeadilan," dilansir dari laporan KOMPAS TV. 

Baca Juga: PKS Pertanyakan Aktivis Buruh Dukung Ganjar Pranowo Capres Tapi Tolak UU Cipta Kerja

"Tapi persoalan yang harus dicatat ya, kami berbeda dengan teman-teman yang menghadirkan Ganjar misalnya. Kenapa? Buat kami, menghadirkan calon presiden yang merupakan petugas partai, dari partai pengusung utama Omnibus Law UU Cipta Kerja, ini justru paradoks dari pernyataan para aktivis."

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU